Lelaki asing itu sudah mengamati di depan rumah Riko sejak tadi siang, menunggu Riko tiba. Rambutnya terlihat gondrong dengan kumis dan jambang yang dibiarkan tumbuh menutupi sebagian wajahnya. Cukup lama ia berdiri di sana sampai waktu malam.
Rana masuk ke dalam kamar setelah berbincang-bincang bersama Maya. Umur mereka tidak terpaut jauh, hanya selisih satu tahun. Mereka terbiasa membicarakan banyak hal, dan obrolan mereka selalu mengalir begitu saja.
"Ken, kamu belum tidur?" tanya Rana sambil menutup pintu kamar. Dia melihat Kenzie memeluk sebuah guling dengan mata terbuka.
"Aku tidak bisa tidur, Mom!" jawab anak itu.
"Kenapa? Apa kau lapar?" Rana duduk mendekati Kenzie.
Anak lelaki itu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak lapar, aku hanya sedang merindukan mereka!" Suara Kenzie terdengar memelas.
"Siapa yang kamu rindukan?" Rana menatap anaknya dengan sayang.
Kenzie balas menatap Rana, terlihat kesedihan dari pancaran kedua netra beningnya.