Adrian memicingkan matanya, "Aku kurang tahu tentang itu. Pah, papa tidak berniat mendonorkan jantung papa untuk dia kan?" terka Adrian.
Rupanya Adrian bisa menebak maksud dan keinginan Ferdian. Sejak mengetahui anak pertamanya itu sakit, dia terus memikirkan keadaan Zayn.
"Seandainya jantung Papa cocok, Papa tidak akan segan-segan untuk memberikan jantung ini kepada Zayn." ucap Ferdian menatap nanar langit-langit kamar.
"Pah, Papa bicara apa? Ini jantung Pa, bukan ginjal, bukan mata yang bila dengan satu organ saja kita masih bisa bertahan hidup."
"Papa tahu, Adrian. Hanya ini yang bisa Papa berikan pada Zayn, untuk menolong hidupnya. Seumur hidup Zayn, dia tidak pernah menerima sesuatu dari Papa. Dia harus hidup normal kembali, masa depannya masih panjang. Sedangkan Papa, sudah cukup lama hidup di dunia ini."