Ferdian sudah dibutakan oleh gairah yang disulut Nia. Matanya membelalak kala melihat wanita di hadapannya sudah mengangkang membuka lebar kakinya. Rok yang digunakannya sudah mengumpul di atas pinggang sehingga memperlihatkan belahan sensitif berbulu.
Celana yang dikenakan Ferdian sudah jatuh ke lantai sehingga kejantanannya sudah tebebas tegak. Kembali mereka berciuman dengan saling meraba liar satu sama lain, sebelah tangan Nia ia gunakan untuk merangkul leher Ferdian. Setelah beberapa saat ciuman itu usai, mereka saling menatap nakal, tangan Ferdian terulur menyentuh kewanitaan Nia yang sudah lembab karena sudah teramat bergairah.
"Sshhh ... ahh, Pak." Nia mendesah ketika Ferdian mengelus sesuatu di bawah sana.
Tangan Nia juga tidak tinggal diam, dia mengelus bagian tubuh Ferdian sehingga beberapa kali cairan pelumasnya keluar pertanda batang itu siap memasuki lubang kewanitaannya. Nia menarik Ferdian agar semakin mendekat. Ferdian mengerti, tubuh mereka ingin segera menyatu.