Bab 163.
Malam ini Bang Ben ingin minta pendapatku sekali lagi. Kebetulan ia tak dinas malam, karena sengaja bergantian sift dengan temannya. Rasanya gimana gitu, biasa tidur malam bersama Nina, ini ada Bang Ben yang sedang rebahan di sebelahku.
"Nay ... menurut kamu, aku resign aja di bulan depan atau akhir bulan ini, ya?
"Terus kalau kamu resign, hutang dengan agen spare part itu, bagaimana?" tanyaku.
"Hutang tinggal dua jutaan lagi, bisa aja sih aku lunasi sekarang! Tapi enak kali si agen itu terima uang lunas dari aku," cecarnya.
"Kamu ini aneh, ya! Bayar hutang kan lebih cepat lebih baik," jelasku.
"Iya-sih ... tapi aku masih ingat saat mereka tagih hutang waktu aku di rumah sakit yang kena DBD dulu! Kalau ingat itu, rasanya sakit hati, sedih semua campur aduk. Udahlah sakit, di kejar hutang pula!" ucapnya lirih.