Bab 31.
Sewaktu Kak Eli pulang kampung, ia membawa serta anak gadisnya si Tika. Mereka menanyakan keadaan aku dan Bang Ben. Kak Eli menjawab apa adanya sesuai yang ia tau dan lihat. Tiba-tiba di sahut sama kakak tertuanya.
"Bagaimana mau banyak uang si Beni itu, kebutuhan istrinya aja sudah banyak! Beli ini-itulah, mana lagi yang mau di tabung untuk masa depan!" omelnya.
Begitu pulang dari kampung, Tika datang ke rumah untuk mengantarkan oleh-oleh. Tak sengaja ia menyampaikan semua omelan kakak tertua itu padaku. Berarti selama ini keluarga mereka menganggap aku hanya bisa menghamburkan uang Bang Ben saja.
"Kok seperti itu kakakmu bicara. Bang? Yang di lihatnya saat lebaran pula, wajarlah semua orang berbaju cantik. Padahal kalau tak lebaran, tak ada baju cantikku. Cantik bukan berarti harus mahal," ucapku kesal.
"Mungkin ponakanku salah dengar itu," sahutnya pelan.