Sienna melihat Aleysa melamun mengusap lembut bahu putrinya.
"Mama harap kamu tidak mengulangi kesalahan lagi," kata Sienna.
"Maafin Aleysa, Ma. Aku enggak berpikir ke sana karena udah takut kalian tidak akan izinkan aku pergi," balas Aleysa dengan tatapan bersalah.
"Iya, Sayang. Ya sudah jangan menangis lagi, oke," kata Sienna.
Sienna keluar dari berjalan menuju ruang tamu. Di sana masih ada Theodor dan Arga yang sedang mengobrol.
"Malam ini jadi pergi untuk makan bersama dengan keluarga Kaila, Ma?" tanya Theodor.
"Jadi, Sayang. Mama udah janjian kok sama orang tuanya Kaila. Tadi kita udah mau ketemu mereka, malah mendadak ribut," jawab Sienna.
"Tidak apa-apa, kita harus membahas semuanya," balas Arga.
"Nanti tua kita juga datang ke sana," kata Sienna.
Theodor tersenyum senang. Misi dia untuk mendapatkan Kaila sudah terbuka lebar saat ini.
***
Di kediaman Kaila, Rebecca yang berada di dalam kamar menyuruh Kaila mencoba gaun yang sudah dipilihkan olehnya.
"Mau ke mana sih harus pakai gaun?" tanya Kaila.
"Sayang, kita nanti akan makan malam di rumah orang tuanya Theodor," jawab Rebecca.
"Yaelah cuma di rumah aja ribet amat," balas Kaila.
"Kaila, kamu ini sekarang susah banget sih dibilangin," tegur Rebecca.
"Mama kenapa sih harus makan malam di rumah Theo? Apa yang mau kalian omongin di sana?" tanya Kaila.
"Nanti kamu juga tahu pas udah di sana. Kita berangkat ke rumah Theo jam lima, jangan berbuat macam-macam," kata Rebecca.
Kaila melihat Rebecca sudah keluar memainkan ponselnya. Dia melihat ada pesan masuk dari Richard langsung membukanya.
"Kaila, jalan yuk," kata Richard.
"Besok deh, hari ini gue sibuk," balas Kaila.
Kaila melihat jam sudah menunjukkan pukul lima memanggil Rini untuk membantu dia merapikan pakaiannya.
"Mari saya bantu, Nona," kata Rini.
Rini membantu Kaila merapikan gaunnya yang terlihat belum rapi. Setelah itu, Kaila memoles wajah dia dengan make up tipis-tipis.
"Nona sangat cantik," kata Rini.
"Dari dulu," balas Kaila.
Rini tersenyum. Dia tahu Kaila selalu to the point jika mengatakan sesuatu.
Tok tok tok
Kaila mendengar suara ketukan pintu dari luar langsung menyuruh orang yang di luar masuk. Rebecca masuk ke dalam lalu menghampiri anaknya.
"Aduh, anak Mama cantik banget," kata Rebecca.
"Biasa aja kali, Ma," balas Kaila dengan rasa percaya diri tinggi.
"Iya Mama tahu. Sekarang turun ke bawah yuk," ajak Rebecca.
"Loh, emang papa sudah siap?" tanya Kaila.
"Sudah, dari tadi dia sudah menunggu kamu," jawab Rebecca.
Mereka berdua melangkahkan kaki menuju ruang tamu. Langkah mereka terhenti begitu melihat Samuel menghampiri mereka.
"Papa lihat gaun yang Kaila pakai," kata Kaila sambil memutar tubuhnya.
"Princess Papa cantik banget sih," puji Samuel.
"Iya dong. Papa aku mau minta sesuatu," kata Kaila.
Samuel tersenyum. Dia tahu putrinya pasti kalau meminta sesuatu akan berusaha bersikap baik padanya.
"Boleh, tapi ada syaratnya," balas Samuel.
"Syaratnya apa, Pa?" tanya Kaila.
"Kamu mau minta apa dulu?" kata Samuel.
Kaila mengatakan ke Samuel bahwa dia sangat menginginkan mobil sport keluaran terbaru dan tas limited edition.
"Tumben banget sih kamu minta sama Papa, enggak minta sama Theo?" tanya Samuel.
"Kok Theo sih, Pa? Aku kan maunya Papa yang beliin," rengek Kaila.
"Oke. Syarat Papa cuma satu, yaitu kamu harus menurut dan tidak memancing keributan di rumah Theo," balas Samuel.
"Kalau menurut dan diam saja sih gampang," kata Kaila.
"Ya lihat saja nanti. Sekarang kita jalan ke sana," balas Samuel.
Mereka bertiga melangkahkan kaki menuju mobil. Di depan mobil terlihat Yosep yang sudah menunggu mereka.
"Silahkan masuk," kata Yosep sambil membukakan pintu mobil.
Mereka semua masuk ke dalam mobil. Yosep mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah Theodor. Sepanjang di perjalanan, Kaila bertukar pesan di grup yang berisi teman-temannya.
"Gue bentar lagi bakal dapat apa yang gue mau sejak dulu dari papa gue," kata Kaila.
"Enak banget, ya, lu tinggal minta aja," balas Nora.
"Enggak juga. Ada syaratnya tahu. Entah apa," kata Kaila.
"Jadi penasaran gue," balas Christine.
"Iya-iya. Ya udah gue off dulu ya, lagi on the way ke rumah Theo nih," kata Kaila.
Senyum Kaila seketika surut ketika membaca pesan terakhir dari Christine di grup yang mengatakan bahwa dia akan dijodohkan dengan Theodor. Dia selama ini hanya menganggap Theodor sebagai sahabat saja, tidak lebih.
"Kaila, jangan main ponsel terus. Kita kan lagi bersama, Nak," tegur Rebecca.
"Ada apa sih, Ma?" tanya Kaila.
"Mama kan mau ada waktu ngobrol sama Kaila," jawab Rebecca.
"Tiap hari aku juga ketemu Mama," balas Kaila.
Rebecca menyuruh Kaila mendekat dan menepuk-nepuk bahunya. Dia ingin Kaila bersandar padanya.
"Ada apa sih, Ma? Bikin aku bingung aja," kata Kaila.
"Mama mau kamu nanti jangan marah-marah pas ketemu mereka. Mama enggak mau mengecewakan mereka yang sudah sangat baik pada keluarga kita," balas Rebecca.
"Iya, Ma," balas Kaila.
Rebecca mengecup kening Kaila lalu memeluknya erat.
"Mama selalu merasa kamu masih seperti putri kecil Mama yang manis walaupun kamu sekarang sudah dewasa," kata Rebecca.
Tidak lama mobil yang mereka tumpangi berhenti di rumah Theodor. Mereka semua keluar dari mobil dan langsung mendapatkan sambutan dari semua keluarga Theodor.
"Sangat cantik dan manis," gumam Theodor menatap Kaila yang menggunakan gaun.
"Kaila, masuk ke dalam yuk," ajak Theodor sambil mengenggam tangan Kaila.
"Cie, pasangan serasi nih," goda Reine.
Kaila melepaskan tangan Theodor, lalu dia memeluk Reine.
"Aku kangen sama Grandma," kata Kaila.
"Sudah, ayo masuk sekarang. Masa ada tamu di depan terus," ajak Arga.
Mereka semua berjalan masuk ke dalam rumah, lalu mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu.
"Hari ini anak kolega bisnis gue yang bernama Rafael juga akan datang untuk makan malam bersama kita," kata Arga.
Tap tap
Terdengar suara langkah kaki dari atas membuat mereka semua menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Kaila yang baru turun dari atas menyapa mereka.
"Aleysa, kamu baik-baik aja kan?" tanya Kaila.
"Baik kok, Kak," jawab Aleysa.
"Emang kenapa sama Aleysa?" tanya Arga.
"Tidak apa-apa, Uncle," jawab Kaila.
Kaila merasa gugup dengan Arga yang terlihat mirip sama Theodor, tapi lebih menakutkan dan sangat datar.
"Apa yang Kak Kaila lakukan?" gumam Aleysa menatap Kaila yang sedang live di media sosial.
Kaila melihat Aleysa terlihat sangat penasaran merangkul bahunya lalu meminta Aleysa untuk say hello.
"Hi," sapa Aleysa.
Theodor melirik ke arah Kaila yang selalu saja narsis dan kepedean hanya tersenyum kecil.
"Kaila, sekarang aku membebaskan kamu, tapi ketika kamu sudah resmi menjadi milikku tidak ada lagi yang namanya live di media sosial," gumam Theodor.