Aleysa yang berada di dalam mobil sepanjang perjalanan melirik ke arah Rafael yang lebih banyak diam.
"Rafael, kamu masih marah sama aku?" tanya Alesya memegang bahu kekasihnya.
"Enggak. Aku tidak marah. Kalau aku marah, aku tidak akan menjemput lalu mengantar kamu ke kampus," jawab Rafael.
"Hmm, iya. Soal pertunangan kamu mau kapan?" tanya Alesya.
"Terserah kamu . Kalau kamu sempat aja, kamu kan selalu sibuk dengan kuliah dan les melukis," jawab Rafael.
"Aku ikut kamu aja mau kapan. Tadi mama dan papaku bertanya," kata Alesya.
"Ya karena mama dan papa kamu bertanya kamu tanya aku kan? Kalau mereka tidak tanya kamu, tidak mungkin bertanya padaku," balas Rafael.
"Rafael, bisakah kamu jangan ngambek gini?" tanya Alesya.
"Lalu aku harus bagaimana menurut kamu? Berpura-pura bahagia dengan kamu saat kamu dekat sama Marco. Bahkan semalam kamu membela dia, bukan membela aku. Apa kamu jatuh cinta sama pria lain? Aku ini tidak kamu anggap," jawab Rafael.