Setelah berpikir dengan sangat matang akhirnya Arga pun memberanikan dirii untuk berbicara dengan Gisell, walaupun di dalam hatinya masih ada rasa tak nyaman yang begitu meluap sekali atas sikap Fely yang selalu saja memaksakan dirinya untuk berbicara dengan Gisell. Tak tahan setiap harinya wanita itu selalu saja mengeluh dan memohon untuk segera bicara dengan bawahannya itu agar lekas datang kesini dan membicarakan hal yang selama ini sudah di rencanakan.
"Mas jangan lupa lagi," dengus Fely dengan wajah yang masam.
"Iya saya usahakan tak akan lupa," ucap Arga dengan nada yang santai sambil bermain ponsel.
Terkadang Arga juga sudah membayangkan bagaimana jadinya nanti bila dirinya sampai menikah dengan Gisell yang ada hanya rasa kecanggungan saja setiap harinya. Dan dirinya pula harus membagi waktu antara Gisell dan juga Fely.
