Tak ada hal yang ingin di pikirkan saat ini, Fely hanya berusaha membuat pikirannya damai dan tenang. Perlakukan kemrin sungguh mengecewakan hatinya, meski tampak terlihat seperti sebuah lelucon. Tapi, tak mudah di simpulkan begitu saja jika itu hanya bercanada semata belaka.
Fely juga begitu hafal akan sikap wanita separuh baya itu, yang tak lain ialah maminya sendiri. Jika, dia sudah berkehendak maka segala sesuatu harus terwujud secepat itu tak mau tau jangka waktu atau prosesnya yang dia inginkan hanya cepat terjadi.
Semua rasa tercampur aduk menjadi satu, melihat sisi lain. Memang jelas bila dirinyalah yang salah dalam hal ini selalu menunda hal yang berpengaruh dengan masa depan. Dan kini penyesalan dan kebingungan beradu padu hanya tertinggal sebuah kegelisahan di dalam hati.
"Humm, aku bingung harus bagaiamana. Tuhan memang belum memberikan kepercayaan pada diriku. Tapi, semua keluarga sudah memintaku untuk segera punya anak," dengusku, berjalan menuruni anak tangga.