Semakin lama Gisell tinggal bersama Lisa, semakin sulit pula untuk berpisah. Karena, setiap detiknya kebersamaan yang mereka semua ciptakan bagi wanita lajang itu ialah hal yang paling berharga dalam hidupnya, dan ketika Gisell menjadi anak perantauan dia tak akan lagi menemukan kebersamaan yang seperti ini.
Bagi Gisell, mumupung kakaknya belum mempunyai buah hati dia ingin sekali bermanja-manja dan bersenang-senang dengan kakak kesayangannya ini.
Farhan, juga merasakan kebahagian saat Gisell berada di rumah ini, Lisa yang biasanya lebih cenderung dia dan hampir tak pernah mengomel lagi, kini sifat seperti itu muncul kembali setelah keadatangan Gisell dan rumah yang awalnya sepi kini terasa ramai dengan suara-suara yang terus saja bergemilang.
"Giselll!!!!" teriak Lisa dengan nada yang nyaring, hingga orang yang medengarkannya akan merasakan sakit telinga.
"Iyaa kak," jawab Gisell, dengan nada yang santai dari arah kamar.