"Ngomong-ngomong.. Kau belum memberitahu namamu." Ucap Jacobs, setelah beberapa saat mereka saling terdiam.
"Azumi, Namaku.."
"Namanya cantik."
"Hanya nama?." Tanya Azumi sedikit tidak percaya.
"Ya.. kenapa? kau mau aku bilang, dirimu juga cantik?." Pertanyaan yang di lontarkan sang lelaki hanya mendapatkan gelengan kepala dari Wanita itu.
"Kenapa menggeleng? apakah kau tidak cantik?." Tanya Jacobs lagi.
"Aku tidak merasa cantik, biasa saja." sambil menutup kotak bekalnya Azumi mulai sedikit Mengobrol dengan lelaki tampan di depannya
"Menurutku kau cantik, jika sedang sibuk bekerja."
"Aku selalu sibuk bekerja, bagaimana bisa terlihat cantik? padahal disaat saat seperti itu wajahku akan sangat buruk." Ucap sang wanita sambil mendesah lelah.
"Terkadang wanita suka mempertanyakan hal yang sederhana dan meminta jawaban yang pasti, kau salah satunya."
"Aku hanya bertanya saja, jika kau tidak mau menjawabnya ya tidak masalah."
"Dan.. saat para wanita tidak mendapatkan jawaban yang mereka inginkan, maka Mereka akan berpura-pura tidak perduli. Tapi sejatinya mereka sedang merajuk." Ucapan Jacobs kali ini mampu membuat Azumi tertawa kecil.
"Kau tau banyak tentang wanita."
"Ya.. aku punya banyak mantan kekasih dan kekasih saat ini."
"Kau terlalu jujur, lalu? kenapa kau disini? Tidak makan siang dengan kekasihmu?." Tanya Azumi dengan nada santai.
"Aku hanya bosan dengan mereka, aku butuh suasana baru." ungkapan yang sangat sederhana, tapi entah kenapa menimbulkan rasa sakit di hati Azumi. sebagai seorang Wanita, dia paham benar apa yang sedang terjadi dengan wanita-wanita milik Jacobs. Mereka pasti merasa sedih Karena melihat lelaki yang mereka sukai berkata bosan dengan sangat mudah.
"Kau menjadikan mereka kekasih untuk apa? jika kau tidak cinta dan merasa bosan."
"Aku tidak percaya cinta, cinta itu tidak ada.. Jadi aku rasa, Bersenang-senang dengan mereka adalah sebuah keinginan saja. Aku bahkan bisa menyukai banyak wanita dalam satu waktu."
"Oh ya..? apa yang membuatmu menyukai mereka?." Tanya Azumi lagi..
"Banyak hal, mulai dari mata mereka, bibir, bentuk tubuh, kekuatan di atas ranjang, kaki jenjang, desahan dan Teriakan Mereka. aku suka semua hal yang berbau fantasi." ketika Jacobs berkata seperti itu, wanita di depannya menatap matanya dengan sangat lekat. Sebenarnya Azumi sudah Hampir jatuh pada bola mata abu-abu milik sang lelaki. Tapi dia menahan diri dan Hatinya agar tidak jatuh Semakin dalam.
Apalagi mendengar satu demi satu kata yang terucap dari bibir Jacobs adalah sebuah racun mematikan. Jacobs bukan lelaki baik-baik, jadi kenapa Azumi harus terpesona? nyatanya semua wanita memang akan mudah jatuh pada pesona Jacobs, sebab dia adalah lelaki kaya raya dan menawan. Azumi akui bahwa wajah lelaki itu luar biasa tampan, apalagi aroma tubuhnya yang begitu kuat. Parfum mahal memang selalu memikat.
"Kau sedikit vulgar." Ungkap Azumi dengan sangat jujur.
"Ya.. aku tidak pernah benar-benar merasakan kesukaan tanpa kesan vulgar."
"Ya.. aku paham." Azumi mencoba untuk tidak menatap kembali mata sang lelaki, dia sudah sibuk memasukan bekal ke dalam tasnya lagi lalu meminum sebotol air.
Tapi dia masih merasa bahwa Jacobs sejak tadi memandangi wajahnya dari samping, dan hal itu membuatnya jadi sedikit gugup. Apalagi ketika tiba-tiba saja Jacobs menahan tangan Azumi dan meminta botol air minum itu juga.
Azumi tersentak kaget, dia Menengok ke arah lelaki kurangajar yang nyatanya tampan. Jacobs meminum air yang sama dengannya, dia seperti tidak tau malu malah tersenyum kecil dan menenggak semua air di dalam botol milik Azumi.
"Apakah kau benar-benar tidak punya air atau makanan di tempat lain?." pertanyaan dari bibir Azumi adalah pertanyaan paling sederhana, namun menanggung sedikit ketidaksukaan. Bukan karena Jacobs, tapi karena sifat lelaki itu Yang aneh.
"Aku hanya ingin merasakan air dari bibir manis seperti dirimu." Jacobs berucap setelah dia menaruh botol kosong ke atas meja.
"Jangan bercanda, aku bukan wanita murahan yang bisa kau ajak ke tempat tidur. apapun alasannya." Azumi sudah menekan baik-baik rasa tidak percaya diri itu, dia bukannya merasa paling cantik atau indah. Tapi dia memang tidak terlalu suka membuat hubungan terlarang dengan rekan kerja apalagi seorang anak yang memiliki perusahaan ini.
"Aku tidak mengajakmu apa-apa, kenapa kau sangat percaya diri dengan mengatakan itu?."
"Hanya merasa kau sedang berpura-pura memancing agar bisa menangkap ikan besar. Sebab kau sudah bosan dengan ikan-ikan yang lain." Kata Azumi dengan suara yang begitu pelan. dia masih terus menunduk, tidak berani menatap lagi ke dalam mata Jacobs.
"Kau sepertinya wanita yang cerdas, tapi aku tidak tau apakah wanita seperti dirimu memang menarik di atas ranjang atau tidak. Apakah kau sering bergoyang di atas tubuh Kekasihmu?." Tanya Jacobs.
"Tidak ada hal seperti itu, aku bahkan tidak pernah punya kekasih seumur hidupku." Entah kenapa Azumi punya nyali untuk berbicara hak pribadi dengan Jacobs. Padahal dia adalah wanita yang susah untuk di ajak mengobrol dengan orang baru, apalagi lelaki! dan.. Kenapa juga Azumi mau repot-repot menjelaskan hal yang tidak penting? sekarang wanita itu sedang mengutuk bibirnya sendiri, kenapa juga harus terus menanggapi ucapan Lelaki sialan di sampingnya.
"Waw! jadi kau masih perawan? menarik! apakah kau berencana memberikan keperawanan itu pada lelaki tertentu?." Jacobs terlihat bersemangat saat ini, dan itu bukanlah hal baik untuk Azumi.
"Tidak tau, aku tidak menginginkan hal seperti itu."
"Kenapa?."
"Karena tidak ingin memikirkan saja, apakah harus ada alasan pasti?." Tanya Azumi yang tidak percaya dengan pertanyaan-pertanyaan Jacobs saat ini. lelaki itu benar-benar mesum, tapi tampan! entah berapa kali Azumi harus terpesona dengan ketampanan lelaki tersebut.
"Kau belum pernah merasakan surga dunia, sekali kau merasakannya. maka kau akan meminta lagi dan lagi, aku saja suka merasakan itu setidaknya sehari sekali." Kata-kata vulgar kembali di lemparkan oleh Jacobs, membuat Azumi menelan ludahnya susah payah. wanita itu kehabisan kata-kata dengan semua ucapan lelaki di depannya.
"Ya itu dirimu, aku berbeda.. jangan samakan aku dengan dirimu. tapi tunggu! kenapa kau malah berbicara hal seperti ini padaku? pergilah.. aku sedang sibuk, kau anak magang. harusnya kau sibuk juga. Kenapa jadi berleha-leha dan berbicara hal kotor?." Kata Azumi dengan sinis, dia melirik sekilas ke arah mata Jacobs. ternyata lelaki itu sejak tadi tidak menurunkan pandangannya pada Azumi sedikitpun.
Hal tersebut membuat sang wanita Merinding resah, tatapan membunuh! bagaimana bisa seorang lelaki menatap lawan jenisnya dengan begitu lekat dan Seperti ingin memangsa. Jacobs benar-benar luar biasa menakutkan.
[Tapi tampan]
Ahhh.. sial! Azumi sekali lagi mengutuk otaknya yang tidak tau diri..
Seharusnya dia tidak terpesona pada pandangan Pertama, Seharusnya dia bersikap acuh tak acuh. seharusnya dia tidak boleh bersikap seperti wanita murahan. Ada banyak lelaki tampan di dunia ini, jangan Jacobs. Dia terlalu jauh dan tinggi untuk di gapai!
itulah mantra yang di ucapkan Azumi pada dirinya sendiri.