Malam-malam di kota besar memang terasa lebih menyenangkan, Mobil yang mereka tumpangi sudah terbuka atap bagian atasnya. membuat angin malam menerbangkan rambut Azumi yang panjang itu hingga menutupi wajahnya. Dia tertawa kecil, rasanya seluruh hati dan perasaan membuat otaknya lebih baik.
ketika dia melihat kearah samping, dia dapat melihat wajah Jacobs yang juga sudah tersenyum senang. "kau baru pertama kali seperti ini?." tanya lelaki itu dengan suara yang sedikit berteriak, karena suaranya tertiup angin setelahnya.
"Ya!!! Ini luar biasa! Aku suka.. rasanya menyenangkan!." azumi berkata dengan begitu lantang, dia Tertawa lagi dan lagi.
Jacobs hanya terdiam sepanjang perjalanan, dia sesekali melihat ke arah sang wanita. Lalu ke arah depan lagi, perasaan senang itu membuatnya jadi lebih baik. Rasanya seperti meminum banyak alkohol tapi tidak mabuk.
Mereka berhenti di salah satu pelabuhan kapal pribadi, disana terasa lebih sepi dan hening. Jacobs keluar lebih dulu, lalu dia membuka pintu untuk Azumi. Mereka berdua berpegangan tangan keluar dari mobil dan menatap langit malam yang terdapat banyak bintang.
"untuk apa kita kesini?." Tanya Azumi yang sedikit bingung.
"Melihat langit." Kata Jacobs dengan nada suara yang sedikit lucu.
"Apakah harus disini? Bahkan di atap kantor paling atas saja Kita bisa melihat Langit." ujar wanita itu dengan pandangan aneh.
"Kau akan lihat perbedaannya, ayo.." Jacobs menarik wanita cantik di sampingnya untuk dapat terus berjalan ke salah satu tempat tujuan.
angin laut terasa lebih dingin dari sebelumnya, hal tersebut membuat Jacobs langsung memberikan sarung tangan untuk sang wanita. "Pakai ini." katanya dengan suara yang sedikit berbisik, bahkan terkesan sensual di samping telinga Azumi.
"Terimakasih, apakah ini milik Kekasihmu?." azumi melihat bahwa sarung tangan itu berwarna merah dan terdapat rajutan bunga mawar putih.
"Entahlah, itu ada di dalam mobilku tadi. Mungkin salah satu wanitaku meninggalkannya. Pakai saja, aku tau kau pasti sangat kedinginan."
"Aku harap sarung tangan ini tidak terdapat bekas percintaan Kalian." kata Azumi dengan suara tawa yang sedikit mengejek.
"Tidak mungkin ada yang seperti itu, kau tau aku tidak suka sesuatu yang kotor. bermain di dalam mobil dan membuat mobilku berbekas? Itu bukan kesukaanku. Jadi tenang saja oke?." Jacobs kembali menarik tangan Azumi, mereka menaiki salah satu kapal pesiar yang sudah terdapat beberapa pelayan disana.
Azumi awalnya bingung, Kenapa mereka harus naik ke salah satu kapal? Apakah Mereka akan berlayar?.
"Haruskah kita pergi?." kata Azumi yang merasa tidak yakin dengan pertanyaan.
"Ya.. tidak terlalu jauh, hanya di tengah-tengah lautan sana. kau akan melihat langit lebih luas saat berada di tengah lautan."
"Apa!? Tidak, aku tidak mau. Bagaimana jika kau membunuhku di luar sana? Memperkosa diriku? Atau paling parah kau menjual diriku ke salah satu penjual organ?." Azumi langsung melepaskan tangannya dari genggaman Jacobs, mereka langsung berjarak beberapa langkah. wanita itu dapat melihat tatapan mata sang lelaki yang hanya tersenyum kecil.
"Jadi? Apakah aku adalah orang yang mau menjual wanita? Memperkosa wanita? Apakah aku terlihat miskin untuk melakukan hal seperti itu?." tanya Jacobs, dia mengeluarkan sesuatu dari balik kantung celananya, dan itu adalah sebatang rokok. dia mengambil korek api dari balik kantung lainnya, lalu menyalakan rokok tersebut.
semua gerak-gerik Jacobs di lihat jelas oleh Azumi, wanita itu hanya bisa diam saja. Karena memang semua ucapan lelaki itu ada benarnya. Bagaimana Mungkin anak bungsu dari salah satu pengusaha besar menjual wanita? Memperkosa wanita? Bahkan tanpa perlu dia melakukan hal itu, semua wanita mau berada di dekatnya.
dia bisa memilih semua wanita sesuka hatinya, meniduri satu persatu tanpa lelah. Jadi kenapa dia akan lakukan hal yang di sebutkan oleh Azumi?
"Kau benar.. kau terlalu kaya untuk melakukan hal seperti itu." azumi dengan malu-malu kembali berjalan ke dekat Jacobs, dia menundukkan wajahnya yang saat ini pasti sudah sangat merah.
"Kau tidak terlalu cantik untuk jadi wanitaku, Lagipula aku mengajak dirimu keluar karena aku berpikir kau wanita yang menyenangkan. apakah kau paham akan hal itu?."
"Ya.. aku tau, maafkan aku karena tidak berpikir sampai sejauh itu. ayo kita lanjutkan, lagipula kau sudah membayar waktuku dengan baik." Azumi berjalan lebih dulu, kaki kecilnya mulai menaiki kapal pesiar yang terlihat sangat indah dan mewah itu.
Jacobs mengikuti dari belakang, dia menghembuskan rokok dengan sangat santai. Sedikit tersenyum karena wanita di depannya sedikit naif tapi tidak terlalu bodoh.
"Jadi?." azumi berbicara lagi, ketika Mereka sudah naik ke dek paling atas dan dapat melihat lautan luas di depan sana.
"Berlayar."
"Caranya?." tanya Azumi Bingung.
Wanita itu selalu saja bingung dalam melakukan apapun, sepertinya dia memang tidak pernah melakukan apapun dalam hidupnya.
"Ada beberapa orang di bawah sana yang akan mengemudikan kapalnya." hanya itu yang Jacobs katakan, lalu dia duduk di salah satu tempat yang nyaman. Tidak terlalu jauh dari ujung kapal, Karena dia adalah lelaki yang menyukai melihat pemandangan langsung tanpa halangan.
azumi hanya bisa mendesah pelan, dia ikut duduk di samping Jacobs. merasakan bahwa kapal pesiar itu perlahan-lahan mulai berlayar dengan sendirinya. angin laut malam itu kembali menerpa wajah sang wanita, dia membiarkan saja rambutnya berterbangan dengan sendirinya.
"Ceritakan tentangmu, aku melihat kau wanita yang bekerja sangat keras dan gila akan uang. Sepertinya." Ucapan Jacobs hanya mendapatkan Tertawaan dari bibir Azumi.
"siapa yang tidak suka uang? Bahkan pengusaha seperti dirimu suka uang kan? Aku salah satu manusia di bumi ini yang suka Uang."
"Kau benar, semua orang suka uang. Selain uang, apakah kau suka yang lain?." pertanyaan Jacobs sedikit ambigu, Azumi yang di tanya seperti itu sudah merasakan getaran aneh di hatinya. Entah kenapa dia merasa ingin berkata bahwa saat ini mata abu-abu milik Jacobs adalah hal yang di sukai oleh Azumi selain uang..
tapi bagaimana bisa Azumi berkata seperti itu? Dia tidak punya keberanian untuk mengucapkan kata terlarang seperti yang ada di pikirannya.
"Tidak ada.. Uang segala-galanya untukku, setelah keluargaku tentunya." Wanita itu masih mencoba untuk menenangkan hati yang sudah bergetar lagi, dia merasa ada yang aneh dengan jantungnya. apakah dia sedang terkena serangan jantung? kenapa setiap kali menatap mata Jacobs getaran itu terasa menyakitkan sekaligus aneh.
"Oh..begitu, aku kira kau punya kekasih."
"Aku tidak punya waktu untuk melakukan kencan dan semacamnya."
"Tapi kau punya waktu untuk berjalan-jalan bersamaku." Kata Jacobs dengan suara lembut.
"Karena kau membayarku, apalagi?."
Mereka hanya saling bertatapan setelah itu, Jacobs menganggukan kepalanya dan kembali sibuk menatap ke arah depan. Entah apa yang di pikirkan lelaki tersebut, tentang sikap Azumi yang unik.