Azumi sudah bergegas untuk pulang ke rumahnya, setelah seharian bekerja rasanya seluruh persediaan mati rasa. Dia mematikan layar komputer dan melihat sahabatnya yang sedang memakai syal.
setiap malam terasa sangat dingin, apalagi mengingat ini memang sedang pergantian musim. "kau langsung pulang? Lagi?." tanya Lily dengan nada sedikit bosan.
"ya.. Lagi, Kenapa? Apakah kau akan mabuk dan bersenang-senang lagi?." azumi bertanya balik, membuat sahabatnya langsung tertawa.
"Ya.. lagi. Kau pulang naik apa?." tanya Lily.
"aku akan naik kereta bawah tanah, kemarin aku cukup menghabiskan banyak uang karena naik taksi. sekarang aku akan menghemat lebih banyak uang untuk yang lebih penting."
"Kau selalu menghemat uang, aku bingung apakah kau pernah makan enak di luar sana? Atau kau pernah melakukan sesuatu yang lebih berguna seperti membeli gula-gula di pinggir jalan.." Percakapan itu hanya mendapatkan senyum kecil dari Azumi.
"aku akan lakukan itu jika sudah menjadi karyawan tetap di perusahaan ini, nyatanya aku masih magang dan tidak tau kapan aku akan mendapatkan keinginanku. Uang harus mendapatkan banyak uang.. uang.. dan uang." azumi berkata jujur, dia tidak menyembunyikan apapun yang seharusnya dia ucapkan.
"aku tau.. aku tau.. siapa yang tidak mau uang? Semuanya mau uang, baiklah. Aku tidak akan bertanya lagi. Aku berharap yang terbaik untukmu, aku akan pergi lebih dulu. semuanya sudah menunggu Puteri Party!." kata Lily dengan sangat bersemangat, wanita itu memang suka sekali bersenang-senang dan menghabiskan waktu dengan berpesta. Entah apa yang dia inginkan dalam hidup ini selain kesenangan saja.
"hati-hati Lily, jangan terlalu banyak minum. Kau bisa gila nanti!." azumi berkata dengan nada riang, Lily hanya melambaikan Tangannya dan mereka berpisah di tempat itu.
ruangan sudah sangat sepi, Azumi menghela nafasnya sejenak lalu mulai membereskan meja kerjanya. Dia memilih untuk melakukan itu agar besok saat dia datang, sudah melihat tempat yang rapih.
"Sampai bertemu besok, Manisku.." Ujar Azumi pada salah satu pulpen berwarna kuning kesukannya.
setelahnya dia mengambil tas kerjanya dan melangkah sangat ringan untuk pulang, Namun langkah kakinya terhenti. Saat dia melihat Jacobs yang masih duduk di salah satu bangku.
"kau tidak pulang?." tanya Azumi basa-basi.
"Aku tidak suka berada di rumah dan aku bingung ingin kemana, apakah kau punya rencana bermain?." tanya Jacobs dengan santai.
"Tidak, aku akan pulang. Kau bisa ikut karyawan lain jika mau Bersenang-senang, mungkin mereka belum jauh."
"Aku mau Bersenang-senang dengan dirimu, apakah kau tidak mau?." tanya Jacobs lagi.
"Aku tidak punya waktu, aku harus beristirahat agar besok bisa bekerja dengan baik."
"Apa yang kau kejar? Jabatan? Kau selalu terlihat bersemangat sangat kerja, Aku bisa membuatmu naik jabatan dengan baik, aku penjilat ulung! Aku bisa beritahu kakak tertua tentang dirimu." ucapan Jacobs hanya di tanggapi dengan helaan nafas panjang oleh Azumi.
"Aku tidak suka meminta-minta dan berserah diri saja, aku tidak mau pencapaian yang aku dapatkan bersalah dari belas kasih seseorang. Aku lebih baik bekerja siang malam untuk mendapatkan semua itu, tapi hasilnya memuaskan dan aku nyaman."
"Bagus! Itu yang aku cari! Kau rela bekerja siang malam bukan? Bagaimana jika kau menemani aku berkeliling kota malam ini? Aku akan bayar dengan harga tinggi."
"Kenapa? Aku merasa kau bukan orang yang suka bermain-main tanpa alasan." tanya Azumi dengan nada tidak yakin, wanita itu sepertinya tidak kaget saat di tawarkan pekerjaan seperti ini. Dia seperti sudah menebak isi pikiran lelaki tampan yang nakal di depannya.
"aku memang bukan orang yang suka bermain-main tanpa alasan, aku punya Alasan bermain-main dengan dirimu. Apakah kau mau? Tiga jam saja.. Tidak sampai tengah malam, aku akan membayar $1000 Bagaimana?." tanya Jacobs, lelaki itu sudah mengeluarkan dompetnya dan dia menghitung beberapa lembar uang, lalu mengulurkan semuanya pada Azumi.
wanita di depannya hanya bisa menatap uang tersebut dengan tatapan mata yang tidak mudah di baca, dia Bingung. Ya.. siapa yang tidak bingung? Saat seorang lelaki kaya raya, tampan, mempesona. Menawarkan uang cuma-cuma hanya untuk 3 jam berjalan-jalan saja.
"Apakah ini termasuk menyetubuhi diriku?." tanya Azumi dengan sedikit sinis.
"Tidak.. aku tidak akan memaksa wanita yang tidak mau bercinta dengan diriku, aku suka bercinta dengan wanita yang mau saja. dan aku yakin, kau tidak mau. jadi kita hanya berjalan-jalan di kota, aku suka pemandangan malam."
"Hanya jalan-jalan? Tanpa melakukan hal buruk?." sekali lagi Azumi bertanya, karena dia masih merasa tidak yakin dengan apa yang akan terjadi.
"Tanpa melakukan hal buruk, aku tidak akan menyentuh dirimu. Tenang saja! Ini ambil.. aku tau kau butuh uang, semua orang-orang seperti dirimu butuh uang." ujar Jacobs sambil tertawa kecil.
"Aku akan menerima uang ini, aku tidak suka menolak rejeki dari Tuhan. tapi ini karena aku bekerja, bukan meminta padamu atau mengemis. Jadi jangan berpikir aneh-aneh tentang ini." azumi langsung menarik lembaran dollar di tangan Jacobs dan buru-buru memasukannya ke dalam Tas Miliknya.
"Aku tidak pernah berpikir aneh-aneh, mungkin kau saja yang berpikir seperti itu. jadi.. ayo kita pergi." Jacobs mulai menarik tangan Azumi, untuk pertama kalinya wanita itu di tarik dan tangannya tergenggam oleh tangan lelaki.
hal tersebut membawa getaran aneh di dada sang Wanita, dia hanya bisa mengikuti tanpa mau membantah sama sekali. Langkah kaki mereka bersama-sama keluar dari perusahaan besar di belakang sana.
Jacobs mengeluarkan kunci mobilnya dan mulai membuka salah satu pintu untuk sang Wanita. azumi takut-takut masuk ke dalam mobil mahal yang biasanya hanya dia lihat sekilas saja, namun saat ini dia menaiki mobil itu dan duduk di dalamnya. kursi yang begitu empuk dan nyaman, Jacobs masuk ke pintu sebelahnya. Dia melihat sekilas bagaimana tatapan kagum dari wajah sang wanita.
"kau suka?." tanya Jacobs.
"Ya! Ini indah dan menawan. Aku tidak pernah melihat dan merasakan mobil sebagus ini, aku rasa harganya bisa membuatku dan anak-anakku di masa depan untuk hidup."
"Kau berlebihan, jangan berbicara seperti itu. Ini hanya mobil biasa." setelah Jacobs mengatakan hal itu, dia mulai menggeser tubuhnya untuk mendekati Azumi.
hal tersebut terlalu mendadak, hingga membuat Azumi membeku di tempatnya. Dari sini jarak Mereka sangat dekat, wanita itu dapat mencium aroma harum yang begitu menyegarkan, tatapan mata yang begitu menakjubkan, helaan nafas hangat juga menyapu lembut wajah Azumi.
beberapa saat, mereka saling bertatapan. Mata itu saling berkaitan tanpa mau ada yang melepaskan satu sama lain. Azumi dapat melihat semua kesempurnaan dari wajah Jacobs begitu dekat, bahkan dia juga dapat merasakan bahwa lelaki di depannya sudah menatap ke arah bibir, semua naluri laki-laki akan melakukan itu.
"Kau.. kau bilang tidak akan menyentuh diriku." Kata Azumi dengan suara yang begitu tertahan.
"Aku hanya ingin membantu dirimu memakai sabuk pengaman." ujar Jacobs, setelah mendengar suara Klik. Lelaki itu langsung menggeser tubuhnya dan kembali ke bangkunya sendiri, lalu dia Menengok sekilas untuk memberikan senyum manis.
dan sialnya! Senyum itu membuat Azumi merasa akan hancur ke lubang ketidakberdayaan.