"Kapan kau akan menjalankan rencanamu itu? Kau terlalu mengulur waktu, Nona," ucap Revan dengan tatapan tajamnya, saat ini dia sedang bertemu dengan Mona di salah satu cafe.
"Kau pikir mudah untuk menjebak seorang Tristan Pradikta? Bahkan tadi orang suruhanku pun gagal menghancurkan nama baik Tristan dan wanita murahan itu!" ucap Mona.
"Siapa yang kau sebut dengan wanita murahan, huh?" tanya Revan dengan nyalang, dia tidak terima jika Mona menyebut wanita yang sangat dia cintai seperti itu.
"Sorry, sorry, maksudku Keyla, sudahlah, kita tunggu waktu yang tepat untuk menjalankan semua rencana kita, kau sendiri belum melakukan apapun!" ucap Mona.
"Itu karena selalu ada mata-mata yang mengawasi Keyla dari jauh, semuanya pasti karena perintah dari Tristan, aku belum mau mati konyol, karena aku belum mendapatkan gadis yang aku cintai," ucap Revan.
"Cih ... lebih baik kau mati saja, kau juga tidak bisa melakukan pekerjaan apapun!" maki Mona.