Zia baru membuka matanya setalah tidur dengan cukup lama, matanya mengitari setiap sudut ruangan yang tidak terlalu luas dan sangat asing untuknya.
"Aku di mana?" tanya Zia lirih, lalu Zia beranjak dari ranjang menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
"Astagfirullah!" pekik Zia saat melihat jam di ponselnya, Zia terkejut karena cukup lama Zia tertidur.
"Duh laper banget lagi, Kak Gibran udah selesai belum sih meetingnya," ucap Zia beranjak untuk membuka pintu, tapi tidak bisa.
"Kak Gibran!" panggil Zia seraya menggedor pintu.
"Kak Gibran!" panggil Zia lagi, tetap hening, Zia semakin meneriakkan nama Gaven dari dalam ruangan itu, tapi nihil tidak ada jawaban sama sekali. Percuma saja, ruangan itu kedap suara jadi tidak akan ada yang mendengar suara Zia dari dalam sana.
"Masa belum selesai juga meetingnya," ucap Zia yang mulai gelisah karena pintu tidak bisa dibuka dan tidak ada yang menjawab panggilannya sama sekali.