Hari sudah semakin malam dan kami masih berada di tempat ini. Argat tidak akan membiarkan kami pulang tanpa jawaban dariku. Sudah berulang kali aku mencoba mempertimbangkannya, tetapi jawabanku tetap sama. Aku tidak akan kembali pada Argat.
"Aku tidak bisa," ucapku.
"Pikirkan sekali lagi. Kau tidak mungkin mengambil keputusan buruk seperti ini," ucap Argat mencoba mempengaruhiku.
"Aku tidak bisa, Argat. Keinginanku sudah bul- "
"Kenapa kau keras kepala sekali? Apa kau tidak memikirkan yang lainnya?"
Aku kesal saat Argat menuduhku tidak memikirkan mama dan papa. Dengan begitu Argat sama saja dengan menuduku bersikap egois.
"Aku selalu memikirkan mereka. Bahkan aku tetap memikirkan cara untuk menjelaskannya pada mereka," ucapku menyangkal Argat.
"Kau egois, Argat," imbuhku.