Kami kembali melanjutkan perjalanan. Namun kali ini perjalanan menjadi jauh lebih berat. Sebuah mobil tiba-tiba berhenti di hadapan kami. Mobil itu sama persis dengan mobil yang biasa dikendarai Pak Han. Seseorang keluar dari mobil dengan pergerakan yang tergesa-gesa. Orang itu ternyata adalah Pak Han.
"Tuan Argat," panggil Pak Han.
Raut wajah Pak Han tampak lelah. Sepertinya sejak tadi Pak Han mencari kami. Aku merasa bersalah karena sudah merepotkannya. Argat yang sudah lelah, langsung masuk mobil. Pak Han kemudian membukakan pintu mobil untukku. Kami langsung bergegas untuk pulang.
"Maafkan saya, Tuan," ucap Pak Han merasa bersalah.
Mendengar Pak Han meminta maaf, Argat justru melirikku. Baru saja Argat memohon padaku, sekarang dia sudah kembali menyalahkanku.