Agita Pov
Kenalin nama aku Vannia Agita Mahesha, anak ketiga dari tiga bersaudara. Ayah ku bernama Verdo Mahesha dan bunda ku bernama Avita Kanaya Mahesha.
Aku memiliki dua orang kakak laki laki.
Yang pertama namanya Varo Argana Mahesha. Biasa aku panggil bang Arga atau teman temanya memanggilnya Argana. Bang Arga itu orangnya baik, ganteng, kalem, lemah lembut, tapi suka berwajah dingin dan datar kalau dengan orang luar selain aku dan keluarga ku. Umurnya baru 25 tahun, sekarang dia telah menggantikan ayah ku sebagai CEO di MA' Grup milik keluarga ku.
Kalau kakak aku yang kedua namanya Vero Agrian Mahesha, umurnya baru 23 tahun. Biasanya ku panggil kak Agri, kalau orang luar memanggilnya Agrian. Kak Agri berbanding terbalik dengan bang Arga, dia orang nya sangat jahil apa lagi kalau bersamaku, kadang aku sangat kesal dengan nya tapi aku tetap menyayainya. Sekarang dia lagi menjalani koas di salah satu rumah sakit yang ada di Jakarta.
Aku dulunya mempunyai satu sahabat deket, tapi dia sekarang sudah tenang dialam sana bersama Tuhan. Dia meninggal dikarena suatu kejadia yang tak terduga. Namanya Reina Eliana, aku mengenalnya saat aku duduk dibangku kelas 2 SMP. Dia adalah anak pindahan dari Bandung dan tinggal di Jakarta bersama neneknya. Sebenarnya aku tidak tahu siapa dan dimana ayah dan ibunya, yang ku tahu hanya neneknya saja dan dia merupakan anak tunggal. Tapi aku tak masalah dengan itu, intinya dia sangat baik dan sudah ku anggap seperti kakakku. Sejak dia meninggal aku tidak memiliki sahabat lagi, hanya sekedar temen biasa saja. Sudah lah aku tidak ingin mengingatnya lagi, nanti aku akan merasa sedih.
Saat ini aku sedang berkeliling kampus mencari orang yang sudah dua hari ini tak ku lihat, siapa lagi kalau bukan Revandra Elanggara Xavier
Aku tahu dia tidak menyukai diriku, bisa dikatakan dia selalu risih saat berdekatan dengan ku, tetapi aku tak peduli, aku akan tetep berusaha mengambil hatinya, walaupun selalu tak ada respon. Bukannya usaha tidak akan menghianati hasil? Aku percaya itu.
Nah aku melihatnya sedang berjalan kearah parkiran sendiri dengan wajah datarnya, dengan tergesa aku menghampirinya sambil berteriak
Author pov
"Kak Revan kak Revan" teriak gadis mungil berperawakan cantik nan imut mengema di gedung berlantai 7 tersebut, sehinga ia menjadi tontonan para mahasiwa/siswi yang sedang berlalu lalang. Hampir semua mahasiswa/siswi sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini.
Revandra Elangara Xavier menghela nafasnya, 2 hari tak bertemu dengan gadis tersebut membuat hidup nya damai. Tapi sekaraang hidup nya kembali di hantui dengan gadis menjengkelkan tersebut
"Ih kak Revan kok dua hari ngak ada kabar sih? bikin Agi jadi khawatir tau, Agi udah teleponin tapi ngak diangkat, dichat berkali kali tapi ngak dibales, Agikan kangen sama kak Revan" dramatis Agita
Revandra memutar bola mata nya dan membalikan badanya menghadap gadis yang bernama lengkap Vannia Agita Mahesaa
"Nama gue Andra bukan Revan" kesal Revandra dengan nada dingin dan jutek khas miliknya. Revandra paling anti dipanggil 'Revan' karena itu akan selalu menggingatkan nya akan sosok dimasa lalu, ia lebih nyaman dipanggil 'Andra'.
"Hehe kan Revan pangilan kesayangan Agi buat kak Revan. Lagian nama kak Revan kan Revandra masih ada sangkut pautnya dengan Revan" memang Agita lebih nyaman memanggil Revandra dengan sebutan 'Revan" dari pada 'Andra'
"Serah" kesal Andra berlalu meningalkan Agita
"Ish kak Revan ngeselin, masa Agi ditingalin sendirian sih" teriak Agita sambil mengejar Revandra dan merentangkan tangannya bermaksud melarang Revandra berlalu.
"Bisa gak sih lo jangan ganggu hidup gue sehari aja" kesal Revan menghentikan langlah nya dan menatap Agita dengan tajam
"Engga" guman Agita serta menggelengkan kepalanya dengan tampang sok polosnya "Nih ya kak Agi tuh sayang banget sama kakak ples cinta secinta cintanya jadi Agi gak bisa jauh dari kak Revan" ucap Agita begitu dramatis, bisa dikatakan
L-e-b-a-y.
Tanpa mendengar pernyataan cinta Agita, Revandra telah berlalu memasuki mobil sport hitamnya.
"Kak Revan jangan tingalin Agi dong" teriak Agita prustasi.
Agita mengerucutkan bibir nya " ih kak Revan nyebelin banget deh".
"Makanya jadi cewek itu ngga usah genit, udah tau cowoknya gak suka masih aja di kejer kejer dasar cewe murahan" Liantara Raini atau yang sering disapa Lia tersenyum sinis menatap wajah Agita. Lia termasuk salah satu mahasiswi populer yang ada di kampus ini dan juga salah satu penggemar Revandra
"Gak ada kaca apa lo, entar gue beliin biar lo bisa ngaca. Penampilan aja lu sok kaya, kaca aja gak punya. Bukanya lu juga suka ngejer ngejer kak Revan ya" seru Agita tak kalah sinis. Agita begitu kesal dengan seniornya yang satu ini, tidak pernah tahu diri. Padahal mereka sama sama penggemar Revandra. Garis bawahi sama sama penggemar Revandra hanya penggemar.
"Eh jaga bicara lo" teriak Lia membuat mereka menjadi tontonan mahasiswa/siswi yang ada di parkira.
"Dibagian mana gue salah ngomong?kenyataan kan kalau selama ini lo juga sering ngejer ngejer kak Revan, tahu diri dong kita tuh sama sama cuma penggemar kak Revan"
"Setidaknya Andra masih menghargai gue dari pada lo yang ngak pernah dilirik sama sekali. Lo itu udah kaya parasit dihidup Andra"
"Emang gue peduli yang penting gue happy" sinis Agita, serta berlalu dari hadapan Lia memasuki mobil kesayangannya. Dia lagi tidak mood untuk berkelahi
"Awas aja lo, Andra pasti bakalan jadi milik gue" ucapnya dalam hati, lalu pergi meningalkan sekumpulan mahasiswa/siswi yang memperhatikan nya
Agita memang memiliki sifat manja karena ia adalah anak satu satunya perempuan dari tiga bersaudara serta anak bungsu. Tapi ia memiliki sifat keras dan tidak mau di tindas.
Termasuk sifat keras kepala yang sudah turun menurun. Sehinga membuatnya memiliki tekad untuk mendapatkan Revandra.
***
Dilain tempat, tepatnya didalam mobil hitam yang berhenti di pingir jalan untuk memenangkan emosinya
"I hate you, just watch and ll'l avenge you sooner or later. You made me lose the people that l loved so much" gumanya marah tidah tahu kesiapa sambil memukul stir mobil dengan begitu keras
Lelaki itu tersenyum sinis lalu kembali mengemudikan mobilnya
***
Agita Pov
Sekarang aku lagi ada di cafe favorite ku, ralat cafe favoriteku dan sahabatku Lili.
Lili selalu ada saat aku susah maupun senang. Aku begitu menyayanginya, tetapi Tuhan jauh lebih menyayanginya. Lili sudah ku anggap seperti kakak ku sendiri, dia begitu dewasa, padahal umur kami hanya berbeda dua bulan. Tanpa terasa air mataku pun jatuh tanpa ku sadari.
"Ah sudah lah jangan diingat ingat terus gi, kalau Lili berada disini dia bisa marah padamu karna kamu begitu cengeng" aku tertawa hambar sambil menghapus air matanya
"Permisi mbak ini pesanan nya" waiters tersenyum mengantarkan maknan kesukaan ku dan Lili.
"Terimakasih" ucap ku sembil sedikit tersenyum
"Sama sama, saya ke belakang dulu ya mbak, permisi"seru nya membalas senyuman ku
"Iya"
Saat aku menikmati makanan itu, tiba-tiba ponselku yang barada di atas meja berdering
'Bunda is calling'
Tampa menunggu lama aku segera mengangkatnya nya sebelum bundaku itu akan menceramahiku.
"Hallo bun"
"Yaampun dek kamu dimana sih bunda khawatir tau ini udah jam setengah empat, kan hari ini jadwal kamu cuma nyampe jam satu doang"
Tuh kan bener bakalan di ocehin. Bunda ku itu memang sangat posesif terhadap anak-anaknya. Makanya sampai tahu jadwal - jadwal pelajaranya.
"Hehe iya bun ini aku lagi dijalan bentar lagi nyampe kok" aku berbohong agar bunda tidak semakin panjang mengocehiku.
"Yaudah cepat, bunda tunggu"
"Iya bunda,bye bunda" sebelum menerima ceramahan lagi aku segera mematikan ponselku dan terburu buru pulang setelah membayar makananku.
Sesampainya diparkiran aku melajukan mobilku dengan kecepatan lumayan tinggi sebelum aku terjebak macet.
***