Chereads / Past and Future (AgiNdra) / Chapter 5 - PART 4

Chapter 5 - PART 4

Disore hari yang sejuk ada seorang gadis duduk ditengah taman dengan seekor anjing berwarna putih kecoklatan yang berbulu lebat. Anjing itu milik kakak keduanya yang suka sekali memelihara hewan seperti anjing dan kucing.

Nama peliharaannya yaitu 'V'. Tidak tau kronologinya bagaimana hewan tersebut diberi nama begitu oleh majikannya.

"Gimana V senangkan aku ajak main, dari pada sama kak Agri kamu dikurung mulu dikandang" Agita terus menerus mangajak bicara 'V'  ya walaupun tidak ada respon

Gadis itu adalah Agita. Setelah pulang tadi dia merasa bosan dirumah cuma bersama kakak keduanya, itu juga kakaknya sedang molor. Ayah bunda nya sedang menghadiri acara pernikahan temanya, sedangkan kakak pertamanya engga tau kemana.

"V kamu udah punya pacar belum?" Tanya nya, dan sang anjing hanya menjawab dengan gonggongan.

"Kamu ngegonggong berarti udah ya"

"Masa gue kalah sih sama anjing"

"V kamu tau engga aku tuh suka sama senior aku, namanya Revandra dia lebih tua 2 tahun dari aku, tapi sayangnya dia engga pernah ngerespon aku malah terkesan bodok amat" wajahnya yang awalnya ceria berubah menjadi murung.

Orang-orang yang melihat Agita berbicara dengan anjing mungkin mengira Agita sudah gila. Bisa jadi Agita sudah gila karena engga ada temen curhat.

Beberapa menit kemudian wajahnya kembali ceria seperti memenangkan lotre mobil, tapi bukan itu yang membuatnya senang tapi karena dia melihat Revandra bersama tememnya, yang bernama 'Alan'

Agita langsung berlari diikuti sang peliharaan dibelakangnya.

"Kak Revan" teriak nya saat beberapa langkah lagi mendekati Revandra.

Merasa namnya dipanggil Revandra membalikan badan nya. Setelah melihat siapa yang memanggilanya dia langsung mehela nafas kasar 'kenapa selalu ada dia sih' sungutnya dalam hati

"Hehe kak Revan ngapain kesini? Tumben kita ketemu diluar kamus? Jangan jangan kita jodoh lagi" kekeh Agita semangat.

Teman Revandra cuma memperhatikan saja, dia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Alan sangat tahu bahwa Revandra sangat tidak suka dengan Agita.

"Bukan urusan lo" Revanda membalikan badanya lalu berjalan meninggalkan Agita.

"Ehh kok Agi ditinggalin sih" kesal Agita.

"Sabar aja ya Gi emang sobat gue tuh orang nya kaku, mending lo sama gue aja" kata Alan dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Ish kak Alan apaan sih" Agita berlalu bersama 'V'  meninggalkan Alan sendiri.

"Kok jadi gue yang ditinggalin sih" dengan kesal Dito berjalan kearah mobil Revandra sebelum dia ditinggalkan dengan lelaki dingin itu.

***

Didalam mobil sport hitam yang sedang melaju dengan kecepatan sedang itu terdapat dua lelaki yang tidak lain adalah Revandra dan Alan.

"Lo jangan jutek jutek terus ma Agi, kesian tau dia udah hampir setahun ngejerin lo mulu malah engga pernah lo respon. Agi tuh cantik, baik, manis, apa kurang nya coba, kalo aja dia ngejer gue udah langsung gue tembak dari dulu" oceh Alan panjang lebar.

Revandra hanya menatap Alan dengan tatapan dingin andalan nya tanpa berniat menjawabmya

"Kurang sabar apa gue ngadepin sikap dingin lo dari SMA"

"Hm"

"Coba sih lo tuh engga usah kaku kaku amet jadi orang Ndra, pantesan jomblo mulu lo jadi orang" Alan sudah sangat kesal dengn sahabanya yang satu ini.

"Bodok"

Alan hanya mengelah nafas kesal

"Terserah lo lah".

***

Sesampainya Agita didalam rumah, ternyata ayah, bunda dan abangnya belum pulang, dan pastinya kakak keduanya itu masih molor di dalam kamarnya.

Karena dia  merasa bosan dia  mengajak V rebahan di atas karpet sambil menonton Tv

Tak terasa matanya sangat berat dan  tertidur bersama V disamping nya

Setengah jam kemudian Agrian keluar dari kamar dan mendapati sang adik  sedang tidur di atas karpet di ruang TV.

Dia tersenyum melihat wajah damai sang adik, lalu ia dengan pelan mengangkat sang adik dan menidurinya diatas ranjang berwarna biru laut milik adiknya.

***

Saat Agita terbangun dari tidur sorenya. Agita melihat dirinya sudah berada diatas kasur yang berada dikamar miliknya. Sepertinya ayah, atau kedua kakaknya yang memindahkan nya dari karpet ruang TV.

Agita melirik jam tergantung di atas pintu menunjukan pukul 18:30. Sebegitu lama kah Agita tertidur, entah lah.

Agita meregangkan otot otot tangannya, lalu bangkit menuju kamar mandi untuk menuntaskan rutinitas setelah seharian melakukan aktivitas apa lagi kalau bukan mandi.

Selesai mandi, Agita segera menggerakan kaki nya menuju dapur karen cacing cacing yang ada di dalam perut Agita ingin segera mendapatkan makanan. Setelah Agita ingat ingat terakhir kali ia makan tadi pagi bersama keluarga nya.

Saat sampai di anak tangga terakhir Agita belum melihat orangtua nya, yang ia lihat hanya abang dan kakak nya yang sedang duduk diruang keluarga sambil sibuk memainkan ponselnya masing masing.

Agita menunda langkahnya  kedapur, dan lebih tertarik untuk bertanya kepada kedua abangku itu dimana ayah dan bunda.

"Bang, kak ayah sama bunda mana?" Agita duduk ditengah tengah Argana dan Agrian dan bersender dipundak Arga.

"Ayah sama bunda belum pulang dek. Katanya bakal pulang malem, ada urusan penting" jawab Argana sambil mengelus rambut Agita dengan lembut.

"Ohhh, abang sama kakak udah makan?" Tanya Agita

"Belum, lo mah tidurnya kek kebo. Engga tau apa lo kalo gue udah laper banget"

"Ihh apaan sih lo sewot banget, engga ada juga yang minta tungguin"

"Trus-trus berantem aja biar engga usah makan sekalian" kesal Argana.

"Iya-iya abang, yaudah yok Agi udah laper banget"

Mereka berdua berjalan kearah ruang makan dengan Agita yang masih menggandeng tangan Argana.

*

Selesai makan Agita dan kedua kakaknya itu duduk kembali diruang keluarga, dengan Agita yang berada ditengah tengah nya.

Argana sedang sibuk dengan ponselnya, sepertinya dia sedang memeriksa pekerjaannya. Sedangkan Agrian sedang asik dengan gamenya.

Karena bosan Agita memilih memainkan ponselnya.

Setelah beberapa menit Agita menatap layar ponselnya, ia merasakan ngantut yang menyerngnya.

"Bang, kak Agi kekamar duluan ya udah ngantuk nih" pamit Agita

"Good night Bocah" Agrian

Agita hanya melirik kakaknya yang satu itu dengan tatapan yang memancarkan permusuhan.

***