Maksud hati ingin segera melihat matahari dan menyongsong hari esok, aku justru terbangun dengan keadaan masih gelap karena sentuhan seseorang di pipiku. Dan saat aku membuka mata, aku menemukan wajah Abi yang sudah berada di depan wajahku. Mengagetkan saja.
Aku bangun dengan mata yang setengah terbuka. Melihat Abi yang memakai pakaian tidurnya.
"Jam berapa ini?"
"Sebelas."
"Malam?"
"Menurutmu? Matahari saja belum muncul." Ah, ya Tuhan kapan sih sikap manisnya bertahan lama.
"Kau baru pulang?" aku menggaruk-garuk kepalaku kemudian menguap.
"Iya."
"Sudah makan?"
"Sudah," dia mengangguk. "Tadi siang." Lanjutnya.