Siapa yang akan peduli dengan peringatan Viona si wanita diskon 70%. Tidak akan! Jadi aku berada di kantornya Abi membagikan makanan katering. Terlebih memang Vivi minta ijin untuk tidak masuk kerja. Lama-lama aku semakin curiga dengan anak itu, apa yang dilakukannya diluar sana sehingga sering mangkir dari tugas.
"Ayah!"
Teriakan Rey memanggil ayahnya menyulut sel saraf bahagiaku juga. Reflek, aku mendongak mencari keberandaan Abi. Dia berjalan kearah kami dengan setelan kerjanya yang begitu menggoda. Hah sejak kapan kemeja dan celana bahan terlihat menggiurkan.
"Jagoan Ayah, sudah makan?" Abi menggendong Rey. Dari cara dia memeluk anak itu terlihat jelas bahwa dia sangat tidak ingin melepaskan Rey. Hanya orang tua tidak waras saja yang mau melepas anaknya sendiri.
"Yang mulia ratu membawakan banyak sekali makanan untukku. Perutku sampai mau meledak." Aku terkikik mendengarnya. Apalagi melihat tangannya mengusap perutnya yang seakan-akan memang meledak saja.