Rencana mutasi Ben ke Jakarta yang mendadak, kebaya rusak yang masih tidak mendapat solusi membuat kepalaku mau pecah seharian ini. Dan pilates cukup membuat badanku sedikit lebih ringan. Mungkin ditambah dengan minum teh akan membuat otakku lebih dingin.
"Ana."
Aku menoleh saat keluar dari kelas pilates dan menemukan Viona yang menenteng tas olahraga. Seakan wanita ini berkeliaran di mana-mana.
"Oh, hai,"
"Kau olahraga di sini, juga?"
Menurut ngana?
"Ya, tapi aku baru saja selesai."
"Aku juga." Katanya sambil memamerkan senyumannya. "Mungkin kita bisa minum teh bersama?" menurutku acara minum teh bersama dengan mantan fuck buddy calon suamiku, tidak pernah ada dalam daftar rencana hidupku. Jadi, aku tidak akan mau. "Sebentar saja, ada hal-hal yang ingin aku sampaikan padamu." Tapi mungkin bisa aku menambahkannya ke dalam daftar untuk menggali informasi. Siapa tahu aku menemukan hal yang tidak wajar lagi di hidupnya Ben. Atau mungkin Abi?