"Oh, ya. Tadi Pak Krisna juga komentar soal kamu, Sayang."
Ucapan Agha yang ditujukan kepada Elvina membuat perempuan itu bingung dan heran sendiri. Kenapa sang pemilik perusahaan bisa berkomentar soal dirinya?
"Aku? Memangnya aku kenapa?" tanya Elvina penasaran.
Elvina kenal siapa pria yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Sagara Group itu. Memangnya, siapa orang di kantornya yang tidak mengenal Krisna Sanjaya? Sungguh durhaka jika Elvina tidak tahu bosnya sendiri.
Meski pernah beberapa kali terlibat obrolan ringan yang pada dasarnya hanya bagian dari basa-basi, Elvina tidak yakin Pak Krisna akan mengingat karyawan biasa seperti dirinya.
Oh, tidak.
Perasaan Elvina mendadak tidak enak. Mungkinkah Pak Krisna berkomentar soal hubungan terlarang antar karyawan yang saat ini tengah dia jalani dengan Agha? Apakah hal seperti itu juga bisa begitu cepat sampai ke telinga orang sepenting Pak Krisna?
Apakah hubungannya dengan Agha mengancam karier sang kekasih yang baru saja mulai bersinar ini? Lho, tapi apa salahnya? Elvina sudah mengajukan surat pengunduran diri dan dia bakal angkat kaki dari perusahaan dalam waktu sebulan ke depan.
Agha tersenyum melihat ekspresi kekasihnya yang tiba-tiba sangat serius. Elvina jelas tampak sedang memikirkan banyak hal, mungkin karena Agha juga tidak langsung menjawab pertanyaannya tadi.
"Pak Krisna katanya masih berharap kamu bisa jadi menantunya," ungkap Agha.
"HAH?!"
Bukan cuma Elvina, Alin dan Wira pun syok mendengar kalimat yang diucapkan Agha. Ketiganya barangkali bakal sepakat bahwa itu adalah informasi paling tidak masuk akal yang mereka dengar selama bekerja di Sagara Pustaka.
Demi Tuhan! Bagaimana bisa Pak Krisna ingin punya menantu seperti Elvina? Bahkan jika hanya bercanda sekali pun, mereka pikir, Agha mestinya membuat kebohongan lain saja.
"Apa lagi yang kamu sembunyiin dari kita, Vin?" selidik Wira.
"Kamu diam-diam pernah pacaran sama anaknya Pak Krisna?" tembak Alin. "Wah, ternyata kamu punya lingkaran sosial yang seluas itu, ya, Vin. Nggak sembarangan orang, lho, bisa pacaran sama anaknya bos."
Pertanyaan Wira yang disambung tuduhan Alin membuat Elvina melongo. Dia bahkan belum selesai mencerna informasi yang baru saja dia dengar dari Agha, tapi sudah dituduh macam-macam oleh teman-temannya.
"Kayaknya Pak Krisna bercanda, deh," ujar Agha. "Elvina bahkan nggak tahu siapa nama anaknya Pak Krisna. Sebenci-bencinya sama mantan, masa iya sampai nggak tahu namanya?"
Agha lalu tertawa walau terdengar agak canggung. Dalam hati, dia memang waswas bukan main. Sejak siang tadi, kata-kata Pak Krisna membuat beban pikirannya terasa tiba-tiba bertambah terlalu banyak. Tak cuma soal pekerjaan, tapi juga hubungannya dengan Elvina.
"Nah, iya! Kamu betul banget, Sayang," sambut Elvina.
"Aku bahkan nggak tahu anaknya Pak Krisna itu ada berapa dan cowok atau cewek," tegas Elvina kemudian.
Pak Krisna memang terkenal tidak pernah menunjukkan buah hatinya kepada khalayak. Dia cukup sering mengajak istrinya tampil di hadapan publik, tapi terkesan sangat privat soal anak.
Selama ini, terdapat banyak rumor yang beredar soal anak sang bos. Banyak orang percaya bahwa Pak Krisna punya dua anak laki-laki, tapi keduanya sama-sama tidak berminat meneruskan bisnis perusahaan. Itulah kenapa Sagara Jaya Utama malah dipegang cukup lama oleh adik kandungnya, sedangkan Sagara Sinema berakhir diserahkan kepada sang keponakan, bukan anaknya sendiri.
Ada juga yang curiga bahwa CEO Sagara Sinema sebenarnya adalah anak Krisna Sanjaya. Sebab, walau sudah terbukti bisa bekerja dengan baik, banyak orang merasa dia masih terlalu muda dan kurang berpengalaman saat ditunjuk sebagai CEO tiga tahun lalu. Rasanya agak aneh jika dia mendapatkan kepercayaan sebesar itu jika bukan dari ayahnya sendiri.
Rumor lain menyebutkan bahwa anak kandung Krisna Sanjaya sedang belajar di luar negeri. Dia digambarkan sebagai putra mahkota yang mau tak mau mesti menjalani pendidikan yang sangat keras sebelum akhirnya harus memegang tahta berikutnya.
Tak kalah dramatis, ada pula yang meyakini anak Krisna sebenarnya sudah lama bekerja di perusahaan sebagai karyawan biasa, tapi identitas aslinya sengaja disembunyikan. Suatu hari nanti, dia bakal mengejutkan semua orang dengan mengungkapkan jati dirinya setelah dinilai sudah layak menduduki jabatan strategis di perusahaan.
Merasa familiar dengan dengan alur kisah dua rumor terakhir? Tak usah heran karena keduanya adalah hasil spekulasi para editor fiksi yang tentu sangat ahli perihal cerita fiktif. Saking ahlinya, mereka bisa membikin orang-orang percaya bahwa bisa saja itu memang seperti kenyataannya.
"Sayang, kamu beneran nggak tahu anaknya Pak Krisna itu cowok atau cewek?" tanya Agha hati-hati.
Agha tidak mau berprasangka buruk kepada Elvina, tapi dia cuma merasa perlu memastikan. Jika Elvina berbohong, walau jelas bukan itu yang diharapkan, Agha yakin dia bakal menyadarinya, entah dari cara berbicara, ekspresi, atau gerak-gerik Elvina.
Tanpa berpikir dua kali, Elvina mantap menggelengkan kepalanya. Dia sungguh tidak tahu apa pun soal anak Krisna Sanjaya.
"Aku nggak tahu apa-apa, Sayang," tutur Elvina. "Emangnya, cowok atau cewek?"
"Cowok," jawab Agha singkat.
Satu kata yang diucapkan Agha membuat rasa ingin tahu Elvina, Alin, maupun Wira membuncah. Mereka jadi antusias karena itu sesuai dugaan orang-orang selama ini.
"Selama ini dia belajar di luar negeri beneran?" Wira jadi ingin mengonfirmasi salah satu rumor terpopuler tentang anak bosnya.
Agha diam beberapa detik sebelum menjawab, "Pak Krisna tadi nggak ngomong apa pun soal itu, tapi dia bilang kalau anaknya udah belajar lumayan banyak soal bisnis penerbitan buku."
Pikiran tiga orang yang duduk bersama Agha langsung melayang ke rumor terpopuler lainnya. Jadi, itu bukan sekedar cerita fiksi picisan bikinan editor senior mereka? Anak kandung Krisna Sanjaya benar-benar pura-pura jadi karyawan biasa? Lalu, apa orang itu juga akan segera muncul sebagai direktur atau semacamnya?
"Namanya siapa, Gha?" tanya Wira penasaran. "Jangan bilang kalau namanya juga kayak yang selama ini jadi gosip di kantor."
Wira mengingatkan semua orang dengan hal yang sering mereka obrolkan dulu. Bahkan, sampai sekarang masih banyak orang yang bisa tiba-tiba membahas hal tersebut.
Bukan rahasia lagi, banyak orang memandang Krisna Sanjaya cukup terobsesi dengan kata 'sagara' yang dalam bahasa Sansekerta berarti lautan. Itulah kenapa hampir semua bisnis dan proyek Sagara Grup bakal membawa kata itu.
Sebut saja Sagara Jaya Utama. Perusahaan ini membawahi Sagara Pustaka, Sagara Printing, dan Toko Buku Sagara. Belum lagi dengan Sagara Sinema yang mengelola agensi Sagara Stars dan rumah produksi film, Sagara Pictures.
Orang-orang jadi sering bercanda bahwa jangan-jangan anak Krisna Sanjaya juga diberi nama Sagara. Banyak pula yang menduga inilah cara sang bos menunjukkan rasa cintanya kepada anak kesayangan. Semuanya sebisa mungkin akan dinamai Sagara.
"Iya, ternyata namanya emang Sagara," ungkap Agha. "Nama anaknya Pak Krisna ternyata beneran Sagara...."