Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Peninggalan Betelgeuse

🇮🇩Iqfauli
--
chs / week
--
NOT RATINGS
116.5k
Views
Synopsis
Trevor adalah penggemar game. Kehidupan sehari-harinya sebagai sopir dari sebuah perusahaan besar yang terkenal di kalangan selebriti dan orang kaya. Pekerjaannya biasanya mengantar mereka ke tempat tujuan 24/7. Tidak peduli apa yang dia lakukan atau di mana dia berada, jika ada perintah dari teleponnya, dia harus melakukan pekerjaannya. Suatu hari, dia mendapat perintah untuk mengantar seorang pelanggan di tengah malam ketika dia sedang menikmati permainan yang dia mainkan. Dia bertemu customer baru dan mengantarnya ke rumahnya. Dia tampak muda dibandingkan dengan Trevor yang hampir berusia pertengahan tiga puluhan. Karena pelayanannya yang luar biasa, pemuda itu menawarinya untuk masuk ke rumahnya dan menikmati secangkir kopi yang enak. Karena secangkir kopi itu, hidupnya berubah total.
VIEW MORE

Chapter 1 - Episode 1: Awal.

Suara ketikan terdengar saat jariku mengetik keyboard di tengah malam. Sebuah Misi pencarian yang membutuhkan banyak perhatian dari percakapan karakter non-pemain yang tidak sengaja aku lewatkan. Saat aku sibuk membaca panduan, telepon genggam ku bergetar. Aku angkat telelpon genggam ku untuk memeriksa siapakah yang mengirimkan ku pesan di tengah malam, ternyata itu adalah pesanan untuk mengantar klien. Aku mendecakkan lidahku

"Jam segini?! Apakah kau bercanda?"

Aku langsung cuci mukaku dan jalan menuju lantai bawah sambil memakai seragamku. Aku mengunci pintu depan rumah ku sambil membuka kunci mobil hitam mewah mengkilat di garasi rumahku. Aku masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin dan pergi menuju titik penjemputan.

Aku duduk di dalam mobil dan menunggu klien. Aku menatap gedung di sebelah ku. Penerbit video game terkenal yang selalu merilis game hebat selama beberapa dekade terakhir. Kemudian pria muda berjalan ke arah mobilku. Aku keluar, berjalan menuju pintu penumpang dan membukakan pintu untuknya.

"Selamat malam, pak."

Seorang anak berkulit putih pucat menggunakan beanie dan jaket parasut tersenyum kepadaku

"Selamat malam juga. Saya minta maaf karena mengganggu waktu istirahat anda."

Aku tersenyum.

"Ini sudah menjadi tugas saya jadi tidak perlu meminta maaf."

Dia mengangguk dan duduk di kursi belakang. Aku berjalan menuju kursi pengemudi dan menyalakan mesin.

"Apakah tujuan anda sudah sesuai dengan peta, pak?"

Dia memeriksa tas nya dan melihat ke arah ku kemudian mencondongkan badannya ke depan untuk melihat peta.

"Ah iya! Itu rumah saya."

Aku tersenyum dan menggelengkan kepala

"Anda tidak perlu memberi tahu kepada saya secara rinci, pak. Terlalu berbahaya untuk memberi tahu di mana anda tinggal terutama kepada orang asing di tengah malam seperti saya"

Dia tersenyum.

"Tidak apa-apa. Aku tidak akan tinggal lama lagi di sana."

Aku terkekeh dan menggelengkan kepalaku tidak percaya.

Perjalanan menuju tujuan, aku menyetir mobil dengan hati-hati karena sebagian besar lampu lalu lintas di area sini pada saat ini sudah berkedip kuning. Aku melihat ke belakang melalui kaca spion dan melihat dia masih mencari sesuatu di tas nya lalu dia mengambil sesuatu. Dia mengambil konsol gim dan kemudian ia menyalakan konsol gim tersebut. Cahaya dari konsol membuat ku bisa melihat ekspresi nya dan dia terlihat sangat bahagia seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan gim baru dan tidak sabar untuk memainkan nya. Kemudian aku mendengar musik latar yang tidak asing di telinga ku dari konsol gim nya. Itu adalah gim yang aku sedang main kan juga. Aku menatapnya.

"Anda punya selera gim yang bagus, pak."

Dia tersenyum dan menatap ku.

Terima kasih. Saya baru memainkan gim ini minggu lalu dan saya akan mendapatkan Mahkota Berdarah, yang saya perlu lakukan hanya berbicara kepada karakter non-pemain."

Aku terkejut dan menolehkan kepala ku.

"Mahkota Berdarah?! Itu adalah penutup kepala tersulit untuk dibuat di gim ini! Bagaimana anda mendapatkan semua barang yang dibutuhkan?! Dan terlebih lagi, anda baru saja bermain gim tersebut selama seminggu!"

Dia tertawa.

"Saat saya melihat pembaruan terbaru dan melihat penutup kepala tersebut, saya langsung menginstal gim tersebut dan mencari barang yang dibutuhkan. Nah, beberapa dari barang tersebut saya beli dari pelelangan beberapa hari lalu. Saya mendapat item langka terakhir dari bos ke-22 pagi ini, jadi saya siap untuk membuat tutup kepala tersebut.

Aku menatapnya.

"Jangan main-main dengan saya, pak. Kalaupun anda melakukan itu, anda tetap harus menjadi pemain-akhir gim dengan bantuan dari 3 tim serikat penyerbu terkuat untuk bisa membunuh bos ke-22 untuk item terakhir!"

Dia tersenyum.

"Tetapi saya sudah menjadi pemain-akhir gim. Saya hanya membutuhkan tiga hari untuk mencapai pemain-akhir di gim. Saya membayar tim penyerbu untuk membantu saya mengalahkan bos ke-22."

Aku tersedak.

"Apa?! Saya sudah memainkan gim ini dalam sebulan dan belum menjadi pemain-akhir gim!"

Dia tertawa dan aku hanya menggelengkan kepala ku.

Kami terus membicarakannya dan ternyata dia adalah pembuat gim dan dia diundang oleh penerbit gim. Seseorang yang semuda ini bisa membuat gim sendiri dan diundang oleh perusahaan besar, itu benar-benar pencapaian yang besar. Tetapi, anak ini sepertinya tidak terlalu bersemangat tentang hal itu. Dia terus berbicara tentang bagaimana dia membuat game itu dan saya mulai mengenalnya lebih jauh. Anak ini sangat baik dan terlihat sangat polos dari cara dia berbicara

Kami telah sampai di tempat tujuan. Saya tidak percaya apa yang saya lihat. Sebuah rumah besar dengan pilar tinggi mengelilingi rumahnya. Orang tuanya pasti orang kaya. Aku melihat ke belakang.

"Kita sudah sampai, pak."

Dia melihat ke jendela dan meletakkan konsol permainan di tasnya.

"Terima kasih!"

Aku membukakan pintunya dan dia keluar dari mobil. Aku tersenyum.

Terima kasih sudah menggunakan jasa kami dan selamat malam, pak."

Dia tersenyum dan mengangguk.

"Anda juga!"

Aku sangat lelah dan berpikiran untuk membuat satu gelas kopi panas karena ini sudah sangat larut dan aku berpikiran untuk tidak tidur malam ini. Saat aku akan masuk ke mobil ku, dia kembali.

"Ah, pak!"

Aku mengintip kepalaku di antara jendela dan menatapnya.

"Ya, pak? Apakah ada yang tertinggal di dalam mobil?"

Saya melihat ke kursi belakang dan menggunakan senter telepon genggam saya untuk memeriksa. Dia mendekati ku.

"Tidak. Saya ingin mengundangmu ke rumahku. Saya tahu ini aneh tapi saya ingin mentraktirmu secangkir kopi. Saya punya biji kopi baru yang baru saja tiba pagi ini dan aku belum mencobanya. Ini jenis biji kopi yang premium, dan pasti rasanya enak. Jadi saya ingin pendapat orang lain tentang itu."

Aku menggaruk kepalaku dan melihat waktu. Ini jam 2 pagi, tapi aku benar-benar butuh secangkir kopi, dan sepertinya dia sangat ingin aku menerima tawarannya. Aku mendesah.

"Jika tidak apa-apa dengan anda, pak. Maka saya akan dengan senang hati menerimanya."

Dia tersenyum dan menepukan tangannya. Dia berlari menuju gerbang masuk dan menggunakan remote untuk membukanya. Dia melambai.

"Parkirkan mobilmu di dalam. Anda bisa parkir di mana saja."

Aku terkekeh dan masih tidak percaya aku akan melakukan ini.

Aku memarkirkan mobil ku di dekat air mancur besar. Aku melihat sekeliling dan kagum pada seberapa besar rumah besar ini. Dia tertawa.

"Selamat datang. Ayo masuk ke dalam."

Dia meletakkan sidik jarinya di pemindai dan pintu kemudian mengeluarkan suara klak. Dia membuka pintu.

"Ayo masuk."

Aku masuk dan langsung terpesona oleh interiornya. Aku menelan ludah dan menatapnya.

"Anda tinggal di sini sendiri, pak?"

Dia menutup pintu.

"Ya, orang tuaku tinggal di luar negeri. Jadi aku tinggal sendirian. Yah, ada lusinan pelayan di sini, tapi mereka berada di gedung yang berbeda sekarang karena di sanalah tempat mereka semua tidur."

Dia jalan menuju tangga.

"Ayo, dapur ada di lantai atas di ruanganku."

Dapur di lantai dua? Di ruangan nya?

Aku mengikutinya ke lantai atas. Dia membuka pintu dan ruangannya seperti apartemen studio. Dapur, ruang keluarga, kamar mandi, dan kamar tidur ada semua di sini. Aku melihat tangga ke lantai dua. Otak ku masih memproses apa yang sedang ku lihat. Dia berlari kecil menuju dapur dan segera membuat kopi. Aku berkeliling untuk melihat seluruh ruangan. Aku melihat pintu kaca dan mengintip ke dalam. Ruangan itu seperti tempat tidur kapsul dan ada 10. Dia melihat ke arah ku.

"Itu semua adalah konsol gim baru"

Aku memutarkan badan ku dan menatap nya

"Konsol gim?"

Ia mengangguk dengan senyum lebar di wajah nya.

"Ya, saya membuat gim dan itu adalah konsol yang anda perlukan untuk bermain gim tersebut. Gim tersebut adalah VRMMORPG dengan kemiripan 99.9% dengan kehidupan nyata, jadi anda bisa melakukan apapun yang anda inginkan tanpa ada batasan.

Aku memiringkan kepala ku.

"Kenapa hanya 99.9%? Bagaimana dengan yang 0.1%?"

Dia pun tertawa kecil.

"Nah, anda tidak bisa muncul kembali saat mati di kehidupan nyata. Itu yang membuat gim ini hanya memiliki kemiripan 99.9% dengan kehidupan nyata. Tentu saja 0.1% itu adalah sistem.

Aku tertawa.

"Benar juga…"

Dia berjalan ke arah ku membawa dua cangkir kopi. Dia memberikan ku satu dan aku mengambil nya dari tangan nya. Dia meletakkan tangan nya di mesin pemindai dan pintu pun tergeser terbuka.

"Silahkan duduk di sini"

Aku duduk di samping nya dan melihatnya sedang menggunakan komputer. Dia mengoperasikan sesuatu yang aku sama sekali tidak paham. Aku menyeruput kopi ku dan menyadari biji kopi yang digunakan betul-betul sangat enak. Dia mengetik di garis-komando sambil menyeruput kopi nya. Kemudian tempat tidur kapsul itu menyala. Ia berdiri kemudian berjalan ke arah salah satu tempat tidur.

"Kemarilah"

Aku mendekati nya. Dia mengambil helm yang ada di dalam tempat tidur kapsul dan memakai nya. Kemudian ia berbaring di dalam tempat tidur kapsul itu.

"Anda harus masuk ke dalam konsol lain nya dan pakai helm nya. Kita akan memulai permainan!"

Aku berjalan ke arah tempat tidur kapsul di sebelah nya dan memakai helm kemudian berbaring di dalam nya

"Apakah ini perangkat VR terbaru?"

Dia tertawa pelan.

"Ya, saya yang membuat perangkat ini. Ini tidak sama dengan perangkat VR lainnya. Sejujurnya, anda adalah orang pertama yang menggunakan perangkat ini selain saya.

Aku terbangun dan melihat ke arah tempat tidur kapsulnya.

"Benarkah? Wow, sebuah kehormatan untuk saya"

Dia tertawa.

"Sebuah kehormatan bisa bermain dengan anda"

Dia menengokan kepala nya dan memencet tombol yang ada di sebelah tempat tidur kapsul tersebut.

"Pencet tombolnya untuk menyalakan perangkat nya"

Aku melihat tombol dan melihat dia. Dia sudah berbaring di tempat tidur kapsul nya. Aku pun berbaring dan menunggu perintah nya. Dia mengangkat tangannya.

"Ayo bermain!"

Aku memencet tombol dan tiba-tiba kepala ku terasa sedikit pusing. Kemudian aku tertidur.