Chereads / BUKAN CINTA BIASA (Mafia Brothers) / Chapter 18 - RITZ HELDANA HOTEL

Chapter 18 - RITZ HELDANA HOTEL

Mark tersenyum sembari mengulurkan tangannya untuk menggosok rambut Sunny.

"Apa yang kau pikirkan adalah urusan orang dewasa, Sunny! Jangan membuatku terkena masalah karena dimarahi bos Rose setelah dia melihat kecemasanmu memikirkan hal ini!" eluh Mark pada Sunny.

"Lagipula semuanya berbeda, Sunny! Tuan Bian dan tuan Trian menjalin hubungan dengan wanita yang berasal dari dunia yang berbeda. Mereka tidak sama!" ucap Mark lagi.

"Aku tahu aku tidak perlu menjelaskannya padamu. Dan mari kita sudahi percakapan yang tidak seharusnya kau pikirkan! Ayo kita bahas saja eksperimen apa lagi yang ingin kau lakukan? Aku tertarik mencoba hasil penelitianmu seperti yang kemarin!" Mark sudah mulai mengalihkan pembicaraan mereka saat ini.

"Ya, Paman benar. Seharusnya aku tidak memikirkan urusan orang dewasa seperti mereka. Apalagi soal percintaan seperti itu. Itu memang membuat sakit kepala, Paman!" si cerdas Sunny setuju dengan anggapan Mark.

Mark hanya tersenyum sembari mengangkat ibu jarinya ke hadapan Sunny.

Bagi pembaca yang belum mengenal siapa Sunny, baiklah Author akan sedikit menceritakan siapa si kecil Sunny ini.

Sunny adalah putera pertama dari kakak kandung Trian, Biantara Heldana yang menikah dengan Mayang Vianney Reksa, seorang wanita yang tidak biasa.

Sebelumnya, Trian berucap dalam hati kalau Sunny adalah calon pemimpin mafia di masa depan. Ya, itu benar sekali.

Dikarenakan ibu dari Sunny adalah seorang pemimpin mafia, secara langsung ataupun tidak langsung, Sunny memiliki ikatan kuat dengan dunia mafia meskipun usianya sangat dini.

Ditambah lagi dengan kecerdasan dan kejeniusan Sunny yang di luar rata-rata anak seusianya, membuatnya dinobatkan menjadi penerus kelompok mafia yang didirikan mendiang ayah angkatnya, Black Lion.

Jadi jangan heran jika Sunny sejak kecil sudah bersikap arogan dan sombong. Semua itu karena latar belakangnya yang tidak biasa.

Dan siapa pria gagah dan berpakaian serba hitam di samping Sunny itu?

Dia adalah Mark, orang kepercayaan yang sejak dulu sudah mengabdi pada ibunya Sunny jauh sebelum ibunya mengenal keluarga Heldana. Dan Mark juga seorang mafia sama seperti ibu Sunny.

Kalian bisa membaca kisah Sunny dan keluarga mafianya di novel CINTA ITU GILA yang sebentar lagi akan selesai.

***

"Selamat pagi, Bos?" sapa Cheery pada Trian yang baru tiba di ruangannya.

"Selamat pagi. Apa jadwalku hari ini, Cheery?" Trian menjawab sapaan Cheery dan langsung bertanya tentang jadwal pekerjaannya di hari itu.

"Hari ini Bos harus mendatangi pertemuan dengan wakil direktur Geo Technologi di restoran Hotel Rizt Helda-"

Ucapan Cheery terputus saat ia membacakan jadwal Trian di sebuah tablet di tangannya yang sudah otomatis tertera jadwal Trian yang sudah dibuat sekretaris sebelumnya. Dan saat Cheery membacakan tugas itu, nama hotel yang akan dituju Trian membuatnya menghentikan ucapannya.

Benak Cheery langsung kembali teringat pada masa lalu kelamnya yang menjadi awal hidupnya yang baru bersama Keanu.

'Rizt Heldana Hotel, bukankah ini nama hotel tempatku menginap dulu?' benak Cheery berucap, 'Bukannya nama Heldana di hotel itu sama dengan nama keluarga Heldana bosku? Kenapa aku tidak menyadarinya sejak awal? Dasar payah!' lanjut Cheery mengumpat pada dirinya sendiri.

'Lalu, apa mungkin pria malam itu adalah…' sembari berpikir, Cheery memandang wajah Trian yang begitu mirip dengan puteranya, 'Ah, tidak… tidak. Tidak mungkin bos Trian yang menjadi pria malam itu. Jangan konyol Cheery! Kau hanya memikirkan hal bodoh dan mustahil!' lanjut Cheery yang bergumam dalam hatinya sembari menggelengkan kepalanya.

Trian terlihat menyerngitkan dahinya memandang Cheery yang terlihat aneh. Cheery diam saja dengan tatapan menelisik padanya dan terakhir Cheery malah menggelengkan kepalanya sendiri.

"Hei, Cheery! Apa yang kau pikirkan, hah? Dasar wanita aneh! Pasti kau sedang memikirkan hal kotor, kan? Sadarlah Cheery, ini masih sangat pagi untukmu memikirkan sebuah hotel!" Trian mengomeli tingkah Cheery yang sangat aneh.

"Ah, tidak, Bos. Aku hanya baru tahu kalau nama hotel itu sama dengan nama keluargamu, Bos. Hehe!" Cheery tersenyum kikuk pada Trian untuk menyembunyikan pikirannya yang mungkin saja salah itu.

'Aku benar, kan? Tidak mungkin bos Trian yang meniduriku malam itu. Meskipun rumor beredar dia adalah seorang pemain wanita, tapi setidaknya nama kelurganya harus dijaga dengan reputasi yang sebesar itu. Lagipula, kalau memang dia yang bersamaku malam itu, kenapa dia tidak menunjukkan keanehan saat bertemu denganku? Berarti pria itu bukan dia!'

Ya, memang benar apa yang dianggap oleh Cheery pada Trian. Kalau memang pria malam itu adalah Trian, mengapa Trian tidak memberikan gelagat pernah bertemu dengan Cheery sebelumnya?

Tapi kenyataanya, memang kejadian itu sudah lama berlalu dan saat mereka bertemu lagi, penampilan Cheery sangat berbeda dan aneh dipandang Trian. Wajar jika Trian tidak menyadari hal itu dengan penampilan Cheery yang sekarang.

Siapa yang tahu apa yang akan dirasakan Trian saat melihat penampilan Cheery yang sudah berubah menjadi wanita cantik nanti?

Ya, kita akan melihat tanggapan awal Cheery pada Trian terbukti salah kali ini. Cheery tidak tahu hidupnya akan benar-benar berubah setelah memutuskan merubah penampilan prianya menjadi wanita cantik. Tidak hanya dari Trian, tapi semuanya…

"Kau keterlaluan! Bagaimana Mona bisa menjadikanmu sekretarisku jika kau saja tidak mengenal siapa atasanmu dan bahkan hotel keluargaku?"

"Ini sungguh gila…!" Trian menepuk dahinya dan menggelengkan kepala. Sepagi ini ia harus mengomeli Cheery yang bahkan tidak tahu jelas apapun tentang Trian yang seharusnya wajib diketahui seorang sekretaris Ceo.

"Maaf, Bos. Aku akan belajar mengetahui tentangmu lebih banyak lagi," ucap Cheery sembari menundukkan kepala.

"Sudahlah, pelajari dan pikirkan itu nanti! Jam berapa aku akan pergi ke hotel? Karena aku akan betemu dengan sahabat lamaku yang akan datang ke sini," ucap Trian.

"Hmm, kau akan pergi sekitar pukul sepuluh sampai selesai makan siang, Bos!" lapor Cheery, "Lalu sahabatmu akan tiba jam berapa? Apa aku harus menyiapkan semuanya untuk membuatnya nyaman menunggu sebelum aku pergi bersamamu di meeting nanti?" sambungnya bertanya.

"Aku tidak tahu. Mungkin saja saat aku pergi ataupun kembali ke kantor. Kau tidak usah ikut ke hotel, kau di sini saja menunggunya agar dia tidak merasa bosan!" jawab Trian dengan raut wajah tenang dan berangsur serius saat memandang wajah Cheery.

"Baik, Bos. Aku akan menunggunya di sini!" jawab Cheery singkat dan kemudian hendak berbalik dan berjalan pergi. Tapi langkahnya terhenti saat Trian berucap lagi.

"Apa aku sudah menyuruhmu pergi, huh? Kenapa cepat sekali ingin pergi?" tanya Tria setengah mengomel.

"Aku ingin mengambilkan kopi pagi untukmu, Bos! Aku akan segera kembali. Tapi karena kau memanggilku lagi, ya sudah… Aku akan tetap di sini!" jawab Cheery dengan alasan yang masuk akal.

"Sudah lewat dari tiga hari dari perjanjianmu dengan keponakanku. Aku hanya mengingatkanmu. Kau sudah berjanji dengan anak yang tidak biasa. Selain itu, Sunny terlihat menyukaimu, maka jangan kau sia-siakan perasaan keponakanku itu!" Trian mengingatkan Cheery lagi tentang perjanjiannya dengan Sunny.