"Apa?!"
Sinta.. koma?! Rama membeku saat mendengar calon pengantinnya mengalami koma. Pe-perasaan apa ini? Seolah ada yang mencuri nafasnya dan membuatnya sesak. Rama memukul dadanya dengan kuat, sesuatu menikam hatinya dengan kuat dan itu membuatnya merasa.. nyeri.
"Ayo, bergegaslah Rama," perintah mami tegas. "Mami harus memberikan sarapan ini pada orang tua Sinta yang sudah berjaga semalaman. Mami hanya bisa membantu menyediakan makanan, agar mereka tidak sampai sakit."
"Baiklah," jawab Rama lesu sambil berdiri, menuruti perintah mami tercinta. Berdebat dengan mami juga tidak gunanya, hanya akan menjadikan dirinya anak durhaka.
Selama perjalanan ke rumah sakit, semua saraf Rama sangat tegang. Rama menggertakkan giginya dan mengetatkan genggaman di kemudi mobil. Mata Rama terasa letih karena terus melirik ke arah papi maminya yang duduk di jok belakang mobil dengan kaku.