"Rama, apa kamu tahu kalau Dyra menyukai sahabatmu?" tanya Sinta pada Rama ketika sedang berjalan di sebuah mall, setelah melewati adegan drama penuh air mata yang terjadi di kafe Dyra.
"Tidak," sahut Rama cepat. "Mereka berdua bergaul sejak kecil. Jadi maklum lah jika salah satu dari mereka, menaruh hati."
"Menurutmu, apakah Dyra akan baik-baik saja? Aku ikut sedih melihatnya patah hati."
"Jangan khawatir," sahut Rama acuh, yang berjalan dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. "Dyra seorang gadis keras kepala yang kuat. Tidak mudah untuk menghancurkannya."
"Ck, dasar pria. Sama sekali tidak punya perasaan," gerutu Sinta yang mendorong pintu masuk ke sebuah toko perhiasaan. Hari ini, Sinta dan Rama akan mencari cincin kawin.
"Selamat datang di toko Jade Jewelry," sapa pramuniaga cantik yang berdiri belakang etalase kaca yang penuh dengan benda-benda berkilau. "Ada yang bisa kami bantu?"