"Dilan?!" seru Dyra dengan mata terbelalak dengan tangan teracung pada pengantin laki-laki. "Kamu?!"
Dyra menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. Matanya membulat sempurna saat melihat Dilan, sahabatnya sedang berjalan mantap di atas karpet merah, bergandengan dengan pengantin wanita yaitu bosnya. Dyra mengerjapkan mata beberapa kali bahkan mencubit pipinya sendiri, untuk memastikan apa yang dilihatnya bukan halusinasi ataupun mimpi.
Dyra hendak menerjang maju ke arah kedua mempelai, namun tubuhnya tertahan. Dyra menoleh ke belakang. Matanya menyipit tidak suka saat melihat lengannya dicengkram kuat oleh laki-laki menyebalkan.
"Lepaskan aku!" desis Dyra marah karena tubuhnya ditarik semakin menjauh dari kerumunan tamu di area karpet merah, tempat dimana kedua mempelai berjalan menuju pelaminan.
"Tenanglah."