Meskipun Barney sudah mengarahkan pistolnya pada Edo, namun keringat dingin tetap dirasakannya mengucur deras di punggungnya. Karena dua moncong pistol dari pengawal Edo diacungkan ke arahnya.
"Jangan membuatku terus mengulang perkataanku, Barney. Aku tidak suka," decak Edo sebal. "Cepat letakkan senjatamu, stik golf dan pistol itu. Kita akan bicara baik-baik seperti layaknya dua pengusaha membicarakan bisnis."
Barney mengedikkan bahunya dengan acuh tak acuh. Barney yakin jika Edo tidak akan bersikap sembrono dan ceroboh dengan membunuhnya. Barang yang diinginkan Edo belum didapatkannya. Jadi Barney masih mempunyai kesempatan untuk lepas dari semuanya ini. Karena itu dirinya harus mengulur waktu sampai bantuan tiba.
"Aku perlu memegang sesuatu supaya tanganku tidak gemetar. Apa kamu mau minum?" tawar Barney sambil berjalan santai ke arah dapur.
Dor.
Tembakan itu mengenai bahu Barney.
"Akh sial," rintih Barney kesakitan. Badannya sedikit ambruk di atas meja makan.