Tengah malam, Bella kembali terbangun. Meskipun perutnya sudah membaik, namun ulu hati yang menekan itu masih mengganggu tidurnya.
Masih sama. Bella masih berbaring di ranjang yang sama. Ranjang milik dosen gantengnya. Mata Bella membuka perlahan. Dag-dig-dug... jantungnya bergemuruh di telinganya. Dirinya menegang ingin mengetahui apakah saat ini laki-laki maskulin itu berbaring di sebelahnya atau tidak. Di satu sisi, Bella mengharapkan Barney berbaring tidur di sampingnya seperti kejadian di pulau pribadi, tidur di kamar dan di ranjang yang sama. Namun di sisi lain, Bella tidak suka jika Barney menjaga jarak dengannya.
Tidak ada. Ranjang di sebelahnya kosong.
Dingin. Tangan Bella meraba ranjang di sampingnya, dingin seolah tidak digunakan.
"Mr. Barney ada dimana?" gumamnya seraya bangun dari posisinya berbaring. "Apa dia tidur di luar?"
"Oh kamu terbangun ya," kata Barney yang saat ini sedang duduk di sofa tunggal dengan berselonjor kaki.