Dua jam kemudian.
"Ayo turun," kata Ken sambil membuka sabuk pengamannya.
"Dimana kita?" tanya Barbara yang bingung memandang sekelilingnya. Sejauh mata memandang, Barbara disuguhi warna senja dari matahari yang terbenam di balik bukit. Pemandangan itu terlihat sangat mempesona. "Tadi kamu terus menyetir tanpa henti menuju luar kota, lalu kita tiba di... perbukitan?"
"Turunlah dulu," suruh Ken yang membantu Barbara membuka sabuk pengaman, lalu memanjangkan tangannya untuk mengembalikan letak sabuk itu di sisi dekat pintu.
"Baiklah."
Hawa sejuk langsung menyapa saat pintu mobil terbuka. Berbagai aroma masakan menguar di udara sejuk, berbaur menjadi satu hingga menerbitkan air liur. Nampak warung-warung makan berjejer di sepanjang jalan perbukitan. Beberapa pasangan muda mudi sedang duduk berdempetan sambil menikmati sajian hangat.
"Ayo, kita pergi ke tempat langgananku," ajak Ken sambil menyentuh siku Barbara untuk menyebrang. "Hati-hati langkahmu, disini agak gelap."