Barbara membuka pintu kamar hotel yang ditempatinya bersama Joe, dengan marah. Kemarahannya semakin memuncak saat ingin membanting pintu kamar hotel, tetapi pintu sialan itu hanya bergerak lambat sebelum akhirnya menutup perlahan.
"BRENGSEK! KEPARAT! SIALAN KAMU DAVE.. ARRGHH..."
Brak. Prang.
"Kenapa kamu lebih memilih jalang itu?!" jerit Barbara sekencang-kencangnya. "Apa.. apa lebihnya dia daripada aku?! Apa yang dia punya tapi tidak kupunyai?!"
Brak. Prang.
"Dilihat dari sedotan pun, lebih cantik aku seribu persen. Lebih seksi aku daripada dia yang body nya sedatar papan tulis. Dan sudah pasti lebih kaya aku dibanding dia yang tinggal di apartemen kumuh," cemooh Barbara dengan menendang kursi kayu hingga terguling jatuh. "Arrggghh... tapi kenapa, Dave? KENAPA?! Kenapa kamu justru memilih wanita murahan seperti DIA?!"
Barbara menyerakkan gelas dan piring di meja, melemparkan semua benda-benda miliknya di wastafel, mengacak-acak sprei, lalu..