Rama menarik nafas panjang sebelum membuka pintu apartemen. Berbagai kejadian canggung namun manis, memenuhi otaknya hingga membuatnya tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja. Akibatnya, semprotan sinis serta semburan amuk dari atasannya diterima Rama bertubi-tubi hari ini.
Well, perlakuan Sinta yang manis ketika dirinya mengalami mimpi buruk, tidak bisa dilupakannya. Hati Rama menghangat saat mendapatkan sebuah perhatian yang tulus itu. Sementara dadanya terus berdesir aneh ketika berdekatan dengan Sinta, sebagai akibat dari terkunci berdua di kamar mandi. Melihat Sinta yang nyaris telanjang dengan mata kepala sendiri membuat otak mesum Rama tidak bisa berhenti memutar kejadian itu.
"Aku pulang," salam Rama setelah membuka pintu apartemennya. Rama melangkah masuk dan terkejut. "Apa yang kalian berdua sedang lakukan disini?"