"Bagaimana ini?"
Rama melajukan mobilnya dengan lambat sambil memindai setiap area yang dilalui untuk menemukan Sinta. Dengan perasaan bersalah yang luar biasa, mata Rama melirik ke arah tas Sinta yang tergeletak di kursi sebelahnya.
"Jika dompet dan ponsel Sinta ada di mobil, berarti dia tidak memiliki apa pun untuk pulang ke rumah. Tetapi Sinta bisa saja naik ojek atau taksi, lalu bayarnya di rumah. See, no problem harusnya," monolog Rama yang berusaha menekan rasa bersalahnya.
Rama menarik nafasnya yang sesak. Perutnya pun juga terasa begah. Selain diisi sushi yang notabene tidak disukainya, juga karena tegang bin panik karena Sinta tertinggal di apotik dan sekarang dia menghilang. Kemudian diraihnya ponsel miliknya yang diletakkan di dashboard.
"Halo Dyra," sapa Rama tanpa mengendorkan konsentrasi nya. Dyra adalah teman Dilan. Dilan adalah sahabat baiknya. Jadi Dyra juga termasuk teman Rama.
"Ya Rama. Ada apa?"
"Apa kamu sedang sibuk? Aku butuh solusi."