Chereads / Candu cinta / Chapter 11 - Latihan menari

Chapter 11 - Latihan menari

"Setelah Citra masuk ke rumah Rina dan Rani Citra pun disambut dengan Rani.

"Hei akhirnya datang ke sini juga, tumben nih ada apa kayaknya ada yang mau diceritain deh dari raut wajah kamu saja sudah bisa ditebak Iya kan ucap," Rani pada Citra.

"Penyambutan yang luar biasa kamu sebenarnya ngomong apa Rani dia tuh sekarang lagi sedih, eh datang-datang malah kamu berbicara begitu," ucap Rina kepada Rani.

"Yaelah Mana aku tau kan aku kan nggak tahu apa-apa tentang Citra jadi kenapa Citra sampai sedih atau ada yang gangguin dia?" tanya Rani kepada Citra dan Rina.

Citra pun mulai menjelaskan sedikit demi sedikit tentang apa yang terjadi kepada mereka.

Eh daripada ngomong di sini mending kita ngomongnya di dalam kamar aku aja deh biar lebih enak dan lebih nyaman gitu loh," ucap Rina kepada Rani dan Citra.

Akhirnya mereka bertiga pun bergegas ke kamar Rina untuk mencari tempat yang nyaman untuk Citra berbicara tentang masalahnya kepada mereka, membicarakan semuanya menjelaskan satu-persatu permasalahan yang ada pada dirinya dan dia menceritakan juga tentang Hasan yang datang melamarnya kemarin malam.

Rina dan Rani pun sontak kaget mendengarkan perkataan Citra.

"Bukan hanya sekali Citra dilamar oleh pemuda Desa tetapi hampir 5 kali kita telah dilamar oleh pemuda desa dan semua pemuda itu tidak ada satupun yang diterima oleh Citra ya ampun," ucap temannya itu.

"Kenapa bisa seperti itu sih Cit sampai segitunya mereka datang ke rumahmu terus orang tua kamu bicara apa sama mereka," tanya Rina kepada Citra.

"Aku juga bingung kenapa bisa seperti ini aku juga tidak merasa secantik Cinderella tetapi kenapa mereka mengejar-ngejar aku seperti itu dan aku tuh menjadi risih," ucap Citra kepada mereka berdua.

Rina dan Rani punn mencarikan solusi untuk Citra agar para pemuda Desa tidak melakukan seperti itu karena sangat meresahkan Citra.

"Sebenarnya itu hal yang wajar sih Cit soalnya kan kamu dijuluki dengan kembang desa di Desa ini jadi mau sudah mau ya kamu harus menanggung resikonya, karena memang hidup seorang kembang desa atau Primadona Desa ya seperti ini, apapun yang terjadi kamu harus terima," ucap Rani kepada Citra dengan tegas.

"Kalau menurutku sih begitu juga tapi ya gimana ya aku juga tidak bisa membela para pemuda dan aku juga tidak bisa membela kamu Citra, karena memang bener sih yang dikatakan Rani kamu seorang kembang desa dan siapa sih yang tidak suka sama kamu semua para pemuda tertuju denganmu, wajahmu yang cantik kulitmu yang putih bersih, jadi ya mau tidak mau kamu harus terima semuanya sih Citra," ucap Rina kepada Citra.

"Sebenarnya aku mencintai seorang pemuda tetapi aku belum bisa memastikan apakah rasaku Ini benar atau salah," ucap Citra kepada kedua temannya itu.

"Jadi selama ini kamu sudah ada pilihan sendiri, tapi selama ini kamu tidak pernah berbicara dengan aku dan juga teman-teman yang lain kan, aku saja kaget pas kamu bilang kamu sudah ada yang kamu cintai, ucap temannya itu.

Rina dan Rani pun sontak kaget ternyata Citra telah mempunyai pilihan sendiri padahal Rina dan Rani tau persis seperti apa Citra kepada para pemuda sangat cuek dan sama sekali tidak merespon.

Tidak ada seorangpun yang tau perasaan Citra dan tidak ada seorang pun yang tahu siapa yang Citra cintai itu, mereka hanya tahu citra adalah seorang kembang desa dan Primadona di desa dia tetapi tidak tahu akan perasaan Citra.

"Ya kan aku baru tau kalau kamu sudah mempunyai pilihan sendiri Cit, jadi sekarang terserah kamu maunya seperti apa atau kamu bilang saja sama orang tua kamu, supaya memang dijodohkan sama pria pilihan kamu daripada Lama-lama seperti ini kamu kan bisa kesal, capek dan pasti marah juga," ucap Rani kepada Citra dengan lembut.

Sebenarnya mau aku juga seperti itu Rani tapi aku belum bisa memastikan perasaanku ini benar atau tidak aku merasakan sayang kepada pemuda itu," ucap Citra kepada temannya itu.

Mereka bertiga pun asyik mengobrol dan tidak terasa waktu untuk latihan menari pun telah tiba.

"Eh Citra bukannya kamu harusnya latihan menari ya di balai desa? Ucap Rani.

"Iya sebenarnya aku latihan apa kamu tidak ingin ikut denganku kalian berdua memangnya tidak ingin gitu ke rumahku dan menemani aku untuk Ke balai desa untuk menari," ucap Citra kepada Rina dan Rani.

"Iya deh boleh aku pengen ikut sih Rina gimana kamu ingin ikut nggak karena aku pengen banget sih lihat orang menari seperti itu, aku juga pengen bisa menari," ucap kepada Rani kepada Rina dan Citra.

"Oke, ya sudah kita siap-siap dulu terus kita antarkan Citra ke rumahnya untuk mengganti pakaiannya dan kita antar Citra Ke balai desa untuk latihan menari," ucap Rina.

Saat mereka telah sampai ke balai desa, karena Citra mempunyai jadwal untuk latihan menari sesampainya di balai desa ternyata banyak sekali para pemuda di balai desa untuk menyaksikan para gadis desa menari.

"Ya ampun sebanyak ini para pemuda Desa aku nggak sanggup sih kalau harus menarik di tengah-tengah mereka," ucap Rani.

"Sama aja aku juga nggak berani kalau seperti ini rasanya malu banget di tengah-tengah menari dan dikelilingi oleh para pemuda," ucap Rina.

"Heh kita tuh harusnya menyemangati Citra malah kita bicara sendiri Hahaha," ucap Rina.

"Iya Sebenarnya kamu berdua itu harusnya menyemangati aku supaya aku lebih semangat dan tidak menghiraukan para pemuda yang ada di sana, gimana sih kamu berdua hahaha," ucap Citra kepada temannya itu.

Citra pun bersiap-siap untuk latihan

menari.

Dari pertama kedatangan Citra Ke balai desa semua pemuda Desa menatap ke arah Citra.

"Kembang desa di Desa kita memang sangatlah cantik dan sopan dia sombong kepada para pemuda karena memang dia merasa dirinya sangat berharga," ucap salah satu pemuda itu.

"Coba lihat baru saja Citra datang ke balai desa semua mata para pemuda menuju ke arah Citra semua Iya kan," ucap Rina kepada Rani.

"Sudahlah yang penting Citra tidak merasa terganggu, kan ada kita berdua yang melindungi Citra kan," ucap Rani.

"Tunggu di sini ya teman-teman, aku mau ganti baju dulu dan mempersiapkan untuk menari karena harus ganti pakaian kayaknya ini, karena aku lupa selendang aku tadi ketinggalan di rumah," ucap Citra kepada teman-temannya itu.

Citra pun pergi ke tempat pergantian baju untuk para penari dan ketika Citra masuk ke dalam ruangan itu yang penuh dengan penari-penari lain, mereka tampak iri dan tidak suka ketika melihat keberadaan Citra.

"Kok mereka menatapku seperti orang yang tidak suka padaku, memangnya aku salah apa sama mereka gumam Citra dari hati yang terdalam.

Citra pun menemui pelatihnya dan mengatakan jika dia melupakan selendangnya.

Bersambung