Chereads / I Need to Escape from The Duke!! / Chapter 5 - Chapter 5 : Ksatria.

Chapter 5 - Chapter 5 : Ksatria.

"B-biar aku saja!" Napas Lucius tersengal dan pendek-pendek. Para pelayan dan Sieghart bahkan tidak mengerti apa yang dikatakan Lucius.

Sambil mengatur napasnya kembali, ia menggendong Viori yang sepertinya tidak akan bangun meskipun ada kebakaran.

Sebenarnya apa sih yang kulakukan, bisa-bisanya aku berlari hanya untuk dia!

Lucius merutuki dirinya sendiri dalam hati, ia tidak biasanya bertindak gegabah seperti ini.

Setelah meletakan Viori di kasurnya, Lucius terduduk di sofa di kamar Viori.

Bisa-bisanya dia tidur sesantai itu dalam penjagaan Sieghart, padahal dia sendiri yang bilang bahwa Sieghart berbahaya!

"Tolong gantikan baju Duchess dengan baju tidur, pasti sesak menggunakan gaun itu sambil tidur." Lucius kembali ke Istana Sirius dan melanjutkan pekerjaannya.

Viori tidak terbangun sampai esok harinya, jujur ia sendiri bingung kenapa ia bisa berakhir di kamarnya dengan baju tidur. Ia curiga ia digendong oleh Sieghart, tapi kepala pelayan yang sedang mempersiapkan sarapan ringannya seperti bisa membaca pikiran Viori dan langsung menyanggah, "Duke sendiri yang membawa pulang Yang Mulia kembali ke Istana Altair, beliau sampai terengah-engah setelah berlari karena mengkhawatirkan Duchess."

Wah, tumben sekali dia peduli denganku, biasanya kehadiranku saja sudah mengganggunya.

"Saya akan menyiapkan makan siang Duke hari ini."

Aku tidak mau berhutang budi padanya.

Setelah tidur nyenyakku kemarin, aku merasa bisa memasak tanpa henti, aku juga sangat lapar dan merindukan masakan dari duniaku sebelumnya.

---

Tempura, teriyaki, makaroni keju, brownies, cupcake, cheesecake. Aku sendiri kalap dan memasak semua yang pernah kulihat resepnya, seperti biasa para pelayan yang menerima hasil masakanku berterimakasih seolah aku baru saja menyelamatkan anggota keluarganya dari bencana.

"Ada acara apa kau tiba-tiba memasak sebanyak ini?" Lucius bahkan sudah terbiasa duduk disebrang Viori tanpa disuruh.

"Tidak ada, hanya ingin berterimakasih padamu karena menggendongku kembali ke Istana Altair."

Untuk beberapa detik aku bisa melihat telinga Lucius memerah.

"Siapa yang memberitahumu?" Lucius jelas menghindari kontak mata.

"Kepala pelayan, dayang istana, para penjaga Istana Altair, Sir Reinhard juga, semua orang memberitahuku kalau kau menggendongku kembali. Kau semacam jadi perbicangan besar sepertinya."

Kali ini aku bisa melihat pipi dan tengkuknya mulai memerah.

"Kau sendiri yang bilang kalau dia berbahaya, aku tidak habis pikir kenapa kau bisa dengan santainya tidur sembarangan."

"Kau bilang aku akan aman selama mendapat sihir perlindunganmu dan berada dalam jangkauanmu." Aku sendiri juga terkejut kenapa aku bisa selengah itu.

"Tapi bukan berarti kau bisa tidur dimana saja. Kau ini masih istriku, jangan membuat khawatir." Lucius berkata santai sambil melahap makan siangnya.

"Hooo~~ jadi aku membuatmu khawatir ya." Kataku meledek, akhirnya Lucius bisa memikirkan hal lain selain pekerjaan?

"Ehem, oiya aku lupa memberitahumu. Minggu depan kita akan datang ke pesta amal yang diselenggarakan oleh Emperor." Lucius mengalihkan pembicaraan.

Huh? Kupikir Viori tidak pernah datang ke acara pergaulan kelas atas dengan Lucius? Seingatku di Webtoon seharusnya Lucius datang ke pesta itu sendirian dan membuat para bangsawan bergosip karena ia datang sendiri walau sudah mempunyai istri.

"Apa aku benar-benar harus ikut?" Aku tersenyum sambil berharap-harap cemas.

"Memangnya ada alasan untuk kau tidak ikut?"

Kalau aku bilang aku malas sepertinya aku akan diceraikan ditempat jadi aku harus memberikan alasan yang benar.

"Ehm.... aku.... oiya! Aku tidak bisa berdansa!" Aku ingat bahwa Viori sering membolos kelas berdansa untuk membaca buku di gudang atas.

".... akan kupanggilan Madame Sierra untuk mengajarimu berdansa besok." Kata Lucius datar. Ia tidak menerima alasan apapun dari Viori.

Pesta kali ini dibuat hanya agar aku bisa menunjukan istriku dan pernikahanku yang bahagia supaya mereka tidak menggangguku lagi. Aku bersumpah aku akan menebas kepala siapapun yang berani menyarankanku untuk mengambil selir dan mengenalkan putrinya padaku.

"Sepertinya jawabanku salah." Viori bergumam kecil. Dia malah terjerumus kelas berdansa dengan Madame Sierra, instruktur berdansa bangsawan paling dibutuhkan seantero Heloise. Sepertinya hari-hari menyenangkan dan santai Viori sudah berakhir.

----

Pukul 08.00 pagi Madame Sierra sudah menunggu Viori di ruang tamu Istana Altair. Madame Sierra yang sudah uban memiliki kesabaran yang sangat amat terbatas, ia adalah pribadi yang sangat tegas dan disiplin. Sedangkan Viori tidak bisa menutupi kekesalannya harus bangun 2 jam lebih awal dan melakukan ritual berpakaian yang lebih ribet dari biasanya.

Pelajaran berdansa dari Madame Sierra juga tidak membantu memperbaiki suasana hati Viori dan malah menambah beban kelelahan fisik yang berkelanjutan.

Madame Sierra sendiri bingung dengan permintaan yang datang tiba-tiba dari Reinhard, tangan kanan Duke Lucius yang sama sekali enggan menyentuh pesta dan pergaulan kelas atas. Gosip yang beredar Duke Lucius bahkan hanya bertemu dengan Viori satu kali saat memutuskan tanggal pernikahan, jadi mengundang guru dansa untuk istrinya adalah hal yang sangat tidak diekspektasikan semua orang.

Ttok! Ttok! "Yang Mulia Duke Lucius telah datang!" Suara Reinhard terdengar dari luar pintu.

Madame Sierra memberikan salam dan menghentikan latihan sejenak.

"Bagaimana pelajarannya? Apakah istriku akan bisa berdansa denganku minggu depan?" Mata licik dan menyebalkan Lucius mengedarkan pandangannya ke kaki-kaki Viori yang sudah lecet-lecet seolah meledek.

"Saya akan memastikan Duchess dapat berdansa dengan Yang Mulia minggu depan. Saya yakin Duchess punya potensi yang bisa dikembangkan" alias Duchess belajar berdansa seperti anak bayi belajar berjalan, lambat dan menyebalkan.

"Sudahkah dia berlatih bagiannya dengan partner sungguhan?" Lucius melontarkan pertanyaan meledek. Sudah jelas belum, berlatih dengan partner sungguhan pada fase ini sama saja seperti meminta orang tersebut menjadi batu injakan selama 10 menit penuh.

"Sebenarnya saya berencana meminta Sir Sieghart membantu saya berlatih begitu saya sudah lancar berdansa bagian saya, Yang Mulia."

Sekali-sekali boleh kan meledek kembali Lucius?

Air wajah Lucius berubah. Ia tidak lagi kelihatan meledek. "Wah sayang sekali tapi sepertinya aku harus merebut kesempatan emas Sir Sieghart." Ia tersenyum lebih licik lagi.

Lucius mengulurkan tangan kanannya ke arah Viori dan membungkuk.

"Bolehkan saya berdansa dengan Yang Mulia Duchess?"

Waduh. Mati aku.