"... S-selamat pagi Nyonya." Reinhard tidak berkedip, bernapas pun sepertinya belum.
"Obat macam apa itu!?" Viori setengah berteriak. Suaranya menggema di ruang kerja Lucius yang dipenuhi buku itu. Reinhard bingung dengan nada bicara Viori yang tidak jelas antara marah dan kaget sehingga ia buru-buru meminta ijin untuk keluar.
"Selamat pagi, Duchess." Lucius kembali melanjutkan pekerjaanya dan mengacuhkan pertanyaan Viori.
Disaat-saat seperti ini Lucius malah bercanda dan memberi salam, bukannya memberi penjelasan. Viori memang tahu bahwa di webtoon ini kekuatan magis dan sihir adalah hal normal, tapi ia sendiri tidak pernah melihat langsung kegiatan magis itu. Apalagi obat yang diberikan Lucius terlihat seperti obat normal jelas ia menginginkan penjelasan, walaupun sepertinya akan berakhir sia-sia.
"Bukankah kau punya kelas dansa dengan Madame Sierra pagi ini?" Lucius justru mengalihkan pembicaraan.
"Jawab dulu pertanyaanku!" Viori sebal, ia sebenarnya mempunyai dugaan tentang obat itu. Tapi obat itu tidak seharusnya dipakai sekarang, bahkan di webtoon pun seharusnya obat itu keluar sekitar 30 chapter setelah Lucius bertemu dengan Mathilda pertama kali. Tidak, tidak, tidak mungkin Lucius menggunakannya untuk Viori.
"Itu hanya obat biasa, sana pergi ke istanamu, Madame Sierra pasti sudah menunggu." Lucius mengibaskan tangannya seolah menggusah Viori keluar. Mataya masih melekat pada lembar kerjanya.
Viori mengulangi pikiran yang sama sedari tadi bahwa tidak mungkin Lucius memberikannya obat itu, obat itu seharusnya digunakan untuk Mathilda saat pundaknya hampir terputus karena ditawan kaum Dami
Kejadian itu terjadi kurang lebih 30 chapter setelah Mathilda bertemu dengan Lucius di pemakaman Viori -yang jelas mati terbunuh karena Sieghart. Jika Viori akan mati 1 tahun dari sekarang berarti kejadian itu kurang lebih 1,5 tahun dari sekarang. Saat itu Mathilda sudah lumayan dekat dengan Lucius sampai berkunjung ke Istana Sirius tanpa memberikan kabar terlebih dahulu menjadi hal yang lumrah.
Lucius yang saat itu sedang bertemu dengan para pedagang dari Girat tiba-tiba diserang, pedagang itu ternyata adalah orang-orang Dami -sebuah wilayah perdagangan kecil yang ditaklukan Lucius sebelumnya, mereka menjadikan Mathilda yang sedang berkunjung dan meminta Lucius membebaskan orang-orang Dami yang dijadikan tahanan perang.
Jelas permintaan mereka tidak bisa dipenuhi, tapi Lucius juga tidak bisa membiarkan mereka menahan dan mengancam Mathilda lebih lama lagi, para ksatria ditahan diluar ruangan audiens sehingga Sieghart juga tidak bisa membantu. Yang tersisa hanyalah 4 orang ksatria dan Lucius melawan sekitar 30 orang Dami yang sebagian besar bekas ksatria.
Padahal kalau Mathilda tidak ditawan, mau 30 atau 300 orang pun bisa dihabisi Lucius. Masalahnya adalah Mathilda membuat Lucius tidak punya opsi, sehingga Lucius akhirnya harus berdalih. Ia menyepakati pelepasan orang-orang Dami, ia memerintahkan salah satu ksatria untuk menyampaikan perintahnya ke Reinhard.
Tak sampai 30 menit sekitar 100 orang Dami yang ditahan sudah berada di ambang gerbang Heloise, tangan dan kaki mereka sudah dibebaskan dan ksatria sudah meninggalkan mereka. Sedikit yang mereka tahu bahwa Reinhard sudah menempelkan penanda lokasi magis disalah satu tahanan yang dicurgai adalah bangsawan Dami. Reinhard yakin sebenarnya maksud penyerangan ini adalah untuk mengambil kembali bangsawan Dami yang bisa membangun wilayahnya kembali.
Sialnya setelah melepaskan Mathilda yang daritadi terancam putus lehernya, Lucius harus sekali menghina bangsa Dami sambil tersenyum. Lebih tepatnya itu adalah hal yang tidak bisa dihindari dari seorang Lucius yang angkuh bukan main.
"Kupikir Dami sudah menjadi danau kubangan, ternyata berusaha menjadi laut ya, hahaha." -disini Lucius menghina kota Dami yang mengalami banjir parah, tetapi karena kotanya kecil jadi para pedagang menyebutnya terlihat seperti danau. Karena banjir ini juga lah Lucius bisa menaklukan Dami dalam waktu yang singkat. Sedangkan maksudnya berusaha menjadi laut adalah sindiran karena Dami berusaha membangun kotanya kembali dan memperluas wilayahnnya, maka dari itu mereka memberontak dan berani menyerang Lucius.
Hanya beberapa senti saja Mathilda akan sampai di pelukan Lucius, tapi --
SRATTT!! Satu tebasan dari pemimpin pemberontak mengarah ke punggung Mathilda. Walaupun sepersekian detik kemudian kepala orang itu menggelinding tebasan yang ia berikan tetap mengenai pundak Mathilda. Teriakan Mathilda akhirnya membuat Sieghart yang sedari tadi tertahan didepan pintu ruang audiens untuk mendobrak masuk. Sambil berusaha mempertahankan penyamarannya Sieghart tidak bisa berhenti menengok kearah Mathilda yang sedang digendong Lucius keluar. Sieghart meluapkan emosinya dengan menebas seluruh bangsa Dami yang dilihatnya, hari itu tidak ada satupun pemberontak yang dimasukan ke penjara. Seluruhnya mati tanpa terkecuali.
Lucius memerintahkan Reinhard untuk mengambil obat yang dijaga keluarga Nerva dari 4 generasi yang lalu, Lucius bahkan turun tangan membantu para tabib membersihkan dan mengobati Mathilda.
Banyak penggemar yang jatuh cinta dengan chapter ini terutama karena mereka dapat menyaksikan Sieghart yang bak malaikat ini beraksi dengan gagahnya, apalagi dengan satu panel yang menggambarkan Sieghart dengan wajahnya yang terciprat darah. Dan panel sebelumnya yang menggambarkan Lucius memeluk Mathilda yang berdarah-darah dengan wajah takut. Para penggemar tim Lucius dan tim Sieghart membanding-bandingkan keindahan mereka berdua, tidak terkecuali aku. Aku di kehidupan sebelumnya bahkan mencari-cari screenshot-an adegan itu dan menjadikannya wallpaper.
Tidak mungkin obat sekuat itu diberikan padaku hanya untuk lecet tumitku kan?
Viori mengibaskan tangannya seolah membuang jauh-jauh pemikiran konyolnya. Tidak ada alasan Lucius memberikan obat sesakti itu padanya hanya karena lecet tumit dan keram. Itu pasti hanya obat biasa yang ditemukannya di gudang penyimpanan.
Karena semua lukanya telah sembuh, Viori bahkan bisa berjingkat-jingkat berjalan ke ruangan latihan. Kali ini ia berencana meminta Sieghart menjadi pertner dansanya, kenapa? Karena Viori tidak akan melupakan perasaannya di kehidupan sebelumnya saat melihat Sieghart di chapter 47 yang berdansa dengan Mathilda demi membuat Lucius cemburu. Viori bersumpah itu adalah visual terindah yang pernah dilihatnya, Sieghart ternyata ahli berdansa dan mampu mengambil perhatian satu aula dengan tariannya bersama Mathilda. Walaupun mungkin itu hanya bisa terjadi karena partnernya adalah Mathilda, tapi Viori tidak bisa melupakan keindahan berdansa dengan Sieghart seperti yang digambarkan.
"Madame, apakah saya boleh melakukan latihan dengan partner lagi hari ini?" Tanya Viori sambil mengenakan sepatu dansanya.
Madame Sierra menunjukan wajah yang tidak bisa dimengerti. Pada satu sisi ia senang karena berlatih dengan partner sungguhan sangat membantu perkembangan Viori, di satu sisi ia takut kepalanya ditebas oleh Lucius setiap kali Viori menginjak kaki Lucius.
"Lebih baik hari i-"
"Saya mau berdansa dengan ksatria saya!" Viori buru-buru memotong, ia tahu kalau ia meminta untuk berdansa dengan Lucius, Madame Sierra tidak akan memberikan ijin.
"Maksud anda Sir Sieghart?" Madame Sierra memiringkan kepalanya, seluruh muridnya adalah bangsawan kelas atas, termasuk Viori, dan permintaan berdansa dengan ksatrianya sendiri adalah hal yang baru. Wanita bangsawan kelas atas selalu memastikan bahwa dirinya ditemani dengan tunangan atau laki-laki bangsawan untuk datang ke acara besar, ditemani oleh ksatria menandakan bahwa wanita itu tidak memiliki tunangan, kekasih atau bahkan keluarga dekat seperti sepupu atau kakak yang juga bangsawan sehingga sama saja dengan mempermalukan dirinya sendiri.
Viori mengangguk yakin. Ia lalu berjalan ke ambang pintu dan membukanya, "Sir Sieghart, bisa minta tolong?" Viori menengok keluar sambil tersenyum.