Happy Reading All <3
.
"LEPAS!!!"
"TOLONG!"
"SIAPA PUN TOLONG!! KITA DICULIK"
"S-SIAPA LO? KENAPA LO CULIK KITA?"
Begitulah jeritan memohon dua orang wanita yang awal sedang berada dimobil dengan keadaan terikat. Sangat mudah bukan menculik mereka.
"Bius mereka! ini sangat mengganggu!"
Perintah seorang yang diyakini bos itu yang sedang duduk didepan disebelah pengemudi dan di setujui anak buah nya yang sedang duduk didekat dua wanita itu yang duduk kursi tengah sedangkan dibelakang juga masih terdapat untuk jaga-jaga.
Dan benar saja dua wanita tersebut langsung pingsan setelah dibius.
Langkah lelaki yang berkuasa itu melangkah ke ruangan yang remang-remang dengan di ikuti anak buahnya sambil membawa dua gadis yang sedang pingsan.
Brughh
Setelah sampai diruangan tersebut beberapa anak buah yang sedang menggendong dua gadis pingsan itu langsung menjatuhkan nya dilantai. Mengenai seseorang sedang disekap duluan diruangan tersebut dan terganggu dari tidurnya.
Klikk
saklar lampu di hidupkan membuat orang yang sedang disekap diruangan itu terganggu lagi dari tidurnya karna cahaya yang terang dan membuat kaget karna melihat dua sahabatnya disini juga.
"Luna! Reva! Bangun!" Ucap nya yang ingin membangunkan sahabatnya tapi tidak terbangun.
Byurr
Air disiram ke dua wanita pingsan itu dan membuat mereka kaget, akhirnya mata mereka terbuka juga.
"BANJIRRR!!"
Teriak mereka berdua reflek dari tidurnya dan ingin berdiri tapi mereka tidak sadar kaki dan tangan mereka terikat.
"LUNA! REVA!" Teriak Ines membuat mereka baru tersadar dan langsung kaget.
"INES!!!"Jawab serempak mereka berdua.
Saat sedang saling berteriak karena saling mengenali, suara lelaki membuat mereka tersadar dengan keadaan sekitar.
"Hey!! Nikmati sisa waktu kalian bertiga sebelum gue habisin!" Suara bariton yang terdengar sangat menyeramkan membuat semua orang yang disana bergidik ngeri.
Lalu Ellard meninggalkan ruangan tersebut diikuti anak buahnya.
***
Terhitung sejak dua hari yang lalu CAQI company mengajak Anak lelaki yang berhasil membuat aplikasi sukses dalam kurun waktu kurang tujuh hari itu, agar bergabung dengan perusahaan nya. Tentu itu membuat nya sangat senang karna perusahaan itu sangat terkenal dan masuk 10 kategori perusaan terbesar di dunia.
"Aku tidak menyangka rasanya tidak pantas tapi sangat sayang untuk ditolak. Aku harus rilex akan ada meet dengan pemilik perusahaan."
Ucap nya sambil melihat langit-langit kamarnya.
CAQI? Nama perusahaan dan itu singkatan dari dua anaknya. Aku penasaran siapa pemilik perusahaan itu? Katanya mereka masih muda belum tua dan sangat tampan apalagi isterinya sangat cantik meski sudah kepala empat. Batin nya yang masih dalam keadaan berbaring sambil menatap langit-langit kamar.
Anak lelaki itu berjalan menuju meja belajarnya membuka laci dan ia mengambil lipatan kertas di dalamnya.
Lalu ia membuka lipatan kertas tersebut dan diambil nya foto di dalam lipatan kertas itu, ia pun duduk dikursi belajar sambil memandang foto tersebut.
"Kalian harus tau," Ucap anak lekaki itu, "Aku bisa sukses tanpa kalian! Dan ya anak yang kalian campakan ini masih hidup tanpa kalian! Ya walaupun banyak penyiksaan dan hinaan yang selalu aku rasakan sampai sekarang."
Tak terasa satu sebulir air mata keluar dari matanya dan tentu langsung dihapus nya.
"Cah ... selalu saja kelur hanya karna untuk orang-orang yang tidak menginginkanku."
Krukkkk
Suara perut berbunyi membuatnya kesal lalu mengembalikan foto itu lagi ketempat semula.
"Kenapa harus sekarang ini sudah sangat larut! Besok pagi saja kita cari makan percuma kebawah karna tak akan ada makanan apapun, apalagi mama tadi marah besar."
Walaupun mamanya marah setiap hari tapi ia tau tadi itu sangat berbedah. Anak baik bukan sampai sangat bisa membedahkan jenis-jenis kemarahan orangtuanya atau mungkin karna makanan sehari-hari jadi ia mengetahui jenis kemarahan dari mereka.
***
Dimalam yang sangat sunyi ini dan selarut ini semua pasti sudah larut terkecuali di sebuah kediaman yang besar dan mewah. Mungkin yang orang lain pikir dan lihat keluarga tersebut sangat harmonis dan hangat, tapi nyatanya tidak seperti itu terlalu banyak kebohongan palsu di dalamnya.
Seorang gadis yang sangat nyaman tertidur diranjang yang sangat empuk itu terusik dan akhirnya terbangun karna terdengar ada keributan dari luar.
"Eughh..."
Erang nya sambil meregangkan tangan nya dan ia membuka mata nya.
"Itu bunda dan ayah?"
Qia pun bangun dan langsung melangkah ingin melihat apakah benar itu orang tuanya. Ia pun mengintip sebentar dari pintu nya karna dilihat aman ia pun keluar.
Setelah keluar dari kamar ia langsung menuju sumber suara mungkin butuh beberapa langkah karna suara tersebut berasal dari ruang kerja orang tua nya dan karna mereka lupa menguncikan pintu jadi sangat terdengar sampai ke kamar Qia.
"Maksud kamu apa mas?"
"Kamu sama orang-orang baik terus ya, giliran ke anak sendiri kamu jahat!!!"
"KAMU JAHAT ALEX!!"
Beberapa suara Diana marah yang terdengar oleh Qiana di dapan pintu ruang kerja tak lama juga ada suara Alex.
"DIANA CUKUP!!!"
"Kamu selalu saja menghakimi aku tanpa tau apa yang aku lakukan. Ak--"
"HAHAHA ITU BUKAN MENGHAKIMI TAPI FAKTA! F - A - K - T - A . "
Potong Diana dengan lantang dengan memberi pengejaan huruf di akhir kalimat nya saat Alex membentak dan memberi alasan.
Qiana yang mendengar pertengkaran orang tuanya sangat sedih. Anak mana yang tidak sedih saat melihat orang tuanya bertengkar.
Dengan memberanikan diri ia masuk ke ruangan tersebut.
"Bunda Ayah ... hiks cukup! Qia capek denger kalian bertengkar terus."
Lirih nya yang tidak tahan dan membuat Alex dan Diana menghentingkah aktifitas nya.
"Qia sayang kamu terbangun?" Tanya Diana yang kaget melihat Qia sudah ada di ruangan tersebut.
"QIA MASUK KAMAR DAN TIDUR!"
Ucap lantang Alex menyuruh Qia dan membuat Qia kaget sekaligus takut.
Bukan menurut tapi Qia malah tidak ingin masuk kamarnya lagi sebelum mereka berhenti bertengkar. Qia sangat tertekan melihatnya.
"Qia gak bisa yah. Mana bisa Qia tidur dengan keadaan ayah dan bunda bertengkar."
"Qia kamu jangan melawan ayah! Atau ayah tidak segan - segan berbuat kasar!"
"Tapi yah Qi--"
"KELUAR!!!"
baru saja ingin memberi alasan lagi tapi Alex membentaknya dan tak lupa juga Alex menarik paksa Qia dan mendorong Qia sampai keluar ruangan.
Pintu itu langsung ditutup kencang oleh Alex membuat Qia yang diluar ruangan menangis ketakutan.
Karna takut Alex berbuat hal lebih, Qia berlari menuju kamarnya tak lupa mengunci pintu.
Qia langsung mencari ponselnya dan ya dia menemukan ponsel tersebut lalu ia menelpon seseorang.
Tut tut tut
*Sambungan terhubung
"Hallo?"
"Iya hallo"
"Kak Reno? hiks ... hiks."
"Eh Qia jangan nangis ini udah larut. Kamu ada masalah apa? Keluarga hmn?"
"H-hikss kak ... Qia capek hikss."
"Aku kesana ya sekarang."
"Jangan kak..."
"Kelamaan cepat buka Qiana!."
"Hah?"
Tut tut tut
Sambungan terputus
Qia langsung berlari menuju balkonnya dan membuka kunci.
"K-kak Reno? nga-ngapain kesini?"
Tanya Qia yang sesegukan dan melihat tangga yang biasa Reno pakai untuk naik balkon kamar Qia.
Begitulah Reno walau sudah dari dulu diberitahu jangan lewat Balkon tapi lewat pintu, tetap saja ia akan masuk kamar Qia dari sana.
"Cih gak pernah berubah! Selalu saja begitu manggil kakak kalau lagi butuh atau sedih doang."Ucap Reno yang membuang muka dan pura-pura ngambek.
Ya pasti membuat Qia tertawa walau masih terdengar sesugukan dan masih sedih.
Tak lama-lama Reno pun memeluk erat Qia dan mengelus lembut kepala Qia. Kegiatan itu justru membuat Qia kembali menangis.
"Hiks ... hiks kak Qia capek..."
Lirih nya mengadu kepada Reno dan membuat Reno sedih.
"Udah-udah princess Qiana, jangan nangis nanti jelek loh.
Kamu gak sendirian Qia, masih ada aku yang selalu ada buat kamu dari dulu." Ucapan Reno sedikit membuat Qia lebih tenang, "Maaf Qia aku pernah ninggalin kamu dan aku gak tau apa yang kamu lakuin kalo seperti ini disaat aku tidak ada."
Mendengar ucapan Reno membuat Qia sedikit tenang tapi malah membuatnya makin senang karena selalu mengingat penderitaan nya selama ini ia jalani sendiri tanpa ada yang mengetahui karena Reno yang lebih mengetahui masalah Qia tapi sayang sekali mereka harus pisah beberapa tahun.
"H-hiks ini bukan salah K-kakak hiks."
Reno mengajak Qia untuk duduk di sofa yang berada dibalkon rumahnya dan saat ingin melapaskan pelukan itu Qia malah mempererat pelukan nya membuat Reno harus melangkah menuntun Qia menuju sofa.
Mereka sudah duduk di sofa dengan keadaan Qia masih memeluk Reno, tapi sekarang memeluk dari samping karena mereka sedang duduk.
"Qia?"
"Hmm.."
"Aku gak tau kamu ingat atau tidak kalau kamu punya seorang kakak?"
Qia yang mendengar itupun langsung melepaskan pelukan nya dan langsung menatap Reno.
"Kakak? Maksud kamu apa Reno?"
"E-eh itu maksud aku itu kakak yang dimaksud itu aku! Ya R-reno maksudnya." ucap Reno yang sedikit kelabakan.
Qia yang menatap Reno curiga dan tanda tanya akhirnya tertawa.
"Hahaha gila kamu ya, aku kira kakak kandung maksud aku tadi!"
Ucapan Qia membuat Reno merasa berdosa dan bersalah.
"Kak? Qia ngantuk ayok nyanyiin Kayak dulu biar bisa tidur."
"Mulai deh lagian suara aku tuh mahal lo gak gratisan aja," ucap malas Reno yang ingin membuat Qia marah.
"Tapi kalo untuk orang yang special seperti Qia kan gak masalah dong," jawab Qia dengan percaya diri sekali.
"Percaya diri sekali sekali kamu nona. Tapi ya udah ayok mana gitarku apa kau masih menyimpan nya dikamar ini?"
Reno langsung menarik Qia dari balkon dan menuju kamar karna tak baik kan selarut ini diluar nanti masuk angin bahaya.
Disaat Qia dan Reno saling memeluk untuk menenangkan diri Qia. Ada sepasang mata yang melihat mereka dengan tatapan tidak suka.
orang itu melihat mereka dari luar pagar karena kamar Qia dilantai atas dan ya posisi mereka berdua di balkon pasti orang-orang akan melihat mereka.
"Pantas saja telpon dan pesan gue gak direspon-respon ternyata lagi berduaan mana selarut ini apa tidak bisa besok pagi?" kesalnya lalu meninggalkan tempat tersebut dengan motor nya.
.
jangan lupa ya tinggalin jejak sebagai bentuk apresiasi^_^