Di rumah yang sangat mewah ada seorang gadis mungil yang kebingungan dengan pakaian yang ingin digunakan. Qia sedang berdiri di depan walk in closet nya berpikir memilih dres apa yang akan dikenakan atau akan memakai blouse dengan rok.
"Ih bingung nih Qia pake apa nanti? Uhh kepala Qia kan jadi pusing nih," kesalnya lalu melangkah ke arah ranjang untuk membaringkan badannya.
Saat Qia sedang berbaring sambil mengelus-elus rambutnya Diana masuk ke kamarnya.
"Lah kenapa baring bukan siap-siap hmm?" Ucap Diana yang duduk dipinggir ranjang dan mencubit pelan hidung Qia membuat gadis kecil itu makin kesal.
"Bunda cantik, Qia tuh lagi pusing jadi Qia baring aja," jawabnya polos dengan memejamkan matanya tapi tidak bibirnya dipoutkan membuatnya makin menggemaskan ditambah lagi jari-jari kecilnya yang menarik-narik rambutnya ke atas. Qia persis seperti bayi walaupun ia sudah remaja tapi tetap saja ia masih dan selalu jadi bayinya Diana.
"Ya udah, ayo bunda bantu cari dress apa yang akan dipakai oleh kesayangan bunda."
Diana pun menarik pelan Qia untuk berdiri dari ranjangnya menuju walk in closetsnya.
"Bunda Qia mau samaan dengan bunda ya, biar cantik kayak bunda hihihi," ucapnya.
Setalah mendengar penuturan anaknya Diana pun baru ingat ada pakaian yang sama untuk mereka pakai nanti.
"Bunda pakai pakaian formal loh. Eh kamu juga ada kok yang samaan dengan bunda. nah ini dia ketemu."
Diana memperlihat kan cape blazer mini dress warna putih, hitam dan navy.
"Sayang, mau warna apa?" Tanya Diana .
Qia pun berpikir sejenak, ah iya ingat dia akan memadukan apa yang cocok dengan sepatu dan topinya.
"Hmm mau warna putih aja, soalnya ada kancing-kancingnya warna gold jadi Qia bisa pakai topi baret sama sepatu warnanya yang sama hihi lucu bund," jelasnya.
Qia yang gemas sendiri melihat style nya nanti memeluk Diana.
Diana yang dipeluk pun tersenyum melihat putrinya lalu membalas pelukan putrinya.
"Qia ganti baju ya jangan lama, nanti ayah nunggu kita lama loh."
Diana pun menciumin kedua pipi Qia membuat Qia kegelian dibuatnya.
"Hihihi bunda geli ampun bunda."
Diana pun berhenti karna tak tega melihat putrinya dan langsung keluar kamar Qia.
Qia memakai pakaiannya. Ia juga mengoles tipis make-up nya dengan rambut yang tergerai indah dipadukan dengan memakai baret berwarna gold kemocaan dan sepatu heels kaca gold yang berglitter. Membuat Qia sangat cantik dari segi apapun tapi saat menatap wajahnya ia dominan sangat imut dan menggemas kan.
"Cantik kayak bunda," ucapnya lalu berputar pelan sambil mengamati dirinya di kaca tersebut.
Qia pun turun dan melihat ayah dan bundanya yang sangat waw.
"Ayah bunda Qia udah selesai nih cantik gak?" Tanya Qia dan tak lupa memutar pelan tubuhnya.
Alex hanya menjawab deheman saja tapi tidak dengan pikirannya yang membuatnya teringat akan sosok Diana dulu dan pasti ada rasa bersalahnya yang selalu muncul.
Diana yang melihat putrinya pun langsung memeluk Qia.
"Waw putri dari mana ini cantik sekali," puji sang bunda membuat Qia malu.
Qia hanya tersenyum dan membalas pelukan Diana.
"Bunda lebih cantik kok walau udah tua hihihi," kikik Qia membuat Diana mengunyel pipinya.
Mereka pun berangkat menggunakan mobil Alex tanpa ada suara, hanya ada suara musik di mobil tersebut karna mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sampai lah mereka di tempat tujuan.
Di sebuah hotel mewah, mereka mengadakan pertemuan di hotel sekaligus bisa beristirahat sebentar sebelum lanjut meet lagi.
Saat mereka melangkah masuk menuju hotel tersebut tatapan Qia beralih kepada anak laki-laki bersama keluarga nya.
"R-reno? Itu beneran Reno?"
Tanya Qia kepada dirinya sendiri tapi beberapa saat tatapan mereka bertemu Reno tersenyum dan melambai kan tangan kepada Qia.
Saat para orang tua berkumpul Qia pun menghampiri Reno dan memeluknya.
Ya seperti itulah Qia belum berubah masih sama seperti dulu wajar kalau orang terdekatnya menyebutnya bocillah atau bayi karna ia masih polos seperti bayi dan masih berkelakuan seperti masih anak-anak.
"Reno!!"
"Iya Qia?"
Qia melepaskan pelukannya dan berjalan mundur selangkah dari Reno lalu berputar pelan. Reno yang tau maksudnya pun langsung tersenyum.
Tidak berubah masih sama, batin Reno.
"Uwa gadis kecil ini cantik juga ternyata ya," goda Reno membuat Qia kesal mendengarnya.
Qia yang kesal langsung membuang mukanya enggan manatap Reno.
"Gak kok bercanda Qia kan emang Qia cantik kalau tampan kan bahaya dong."
"Iya ya, Reno ish Qia sampe lupa!" Ucapnya masih kesal.
Reno pun mengajak Qia menyusul para orang tua dan mencari bangku untuk duduk pegal juga kalau berdiri terus.
Qia dan Reno asik berbincang-bincang seakan lupa semuanya sampai tak sadar sedari tadi ada sepasang mata mengamatinya bahkan merekam dan memfoto mereka berdua.
Orang itu tersenyum senang dengan apa yang dia lihat dan bisa membuahkan hasil yang waw.
"Qiana - Qiana sebentar lagi permainan akan dimulai! Tunggu aja kejutan gue," ucapnya dan bersmrik lalu langsung pergi meninggalkan tempat itu.
Saat dua orang tersebut asik berbincang. Hp Qia sedari tadi terus menyala layarnya tapi karna Qia mensilent jadi tidak tau kalau ada yang menelponnya mana lagi hp nya di dalam tas.
Dilain tempat seorang lelaki sedang mondar-mandir di dalam kamarnya dengan perasaan khawatir dan kesal karna Qia tidak membalas pesan bahkan telponnya tidak diangkat oleh Qia.
Ellard yang kesal langsung meleparkan hpnya di atas ranjang lalu ia pun duduk dipinggir ranjang dengan mata terpejam dan tangannya mengepal keras.
"Sial! kenapa Qia gak ngangkat atau balas pesan gue? Lo kemana sih!" Ucapnya kesal.
Ellard langsung berdiri dan menuju balkonnya dan memukul-mukul samsaknya, sepertinya Ellard sedang marah.
Mata memerah menahan kesal dan tangannya memerah karna sangat bersemangat meninju samsak tersebut.
Setelah berapa saat Reno pun duduk di kursi dibalkonnya mungkin karna kelelahan akibat meninju-ninju samsak.
...
Setelah para orang tua selesai berbincang. Mereka pun istirahat.
Qia pisah kamar tapi masih ditempat yang sama. Hanya bersebelahan tapi didepan kamarnya ada kamar Reno dan kamar orang tuanya.
Qia terbaring kelelahan karna lelah juga berbicara dan kakinya juga sakit karna ia memakai heels.
Setelah berapa lama tidak bermain hp Qia berinisiatif mengecek hpnya takut akan ada yang menghubunginya.
Saat membuka hp Qia kaget karna ia melupakan Ellard, bisa-bisanya ia melupakan pacarnya.
"Ellard banyak banget nelpon, nih juga panggilan tak terjawab ratusan dan chatnya juga banyak banget. Duh kayaknya Ellard kangen gak bisa hubungi Qia," ucapnya polos sambil tersenyum.
Qia tidak tau Ellard sedari tadi mondar-mandir kesal dan khawarir karena tidak ada kabar dari gadis kecil nya.