"Gimana? Kamu udah berhasil membujuk dia?" Tanya Ferdinand pada Christian.
"Dia? Saya bujuk siapa? Yang saya ingat saya tertidur dan jatuh begitu saja di depan gedung FSIS." Kata Christian. Seingatnya ia tertidur dan bermimpi jatuh dari langit dan tiba-tiba saja terbangun dengan mendarat tepat di depan gedung FSIS.
"Membujuk Elyon ben Asher. Sepertinya fikiranmu telah rusak."
"Tidak. Fikiran saya tidak rusak. Saya jelas-jelas tidur dan bermimpi. Lagipula siapa Elyon ben Asher?"
"Previus!"
Ferdinand melihat kedalam isi kepala Christian. Benar saja, ia melihat Christian tidur dan bermimpi ia jatuh dari langit.
Ferdinand menggelengkan kepalanya.
"Bukankah kamu sudah saya tugaskan untuk membawa Elyon ben Asher kesini? Kenapa kamu bahkan tidak mengingat dia?" tanya Ferdinand heran. Ia menunjukkan seorang foto lelaki berambut blonde dengan kacamata. Iris zamrudnya berkilau di sinar mentari.
"Saya tidak tahu siapa dia."
Ferdinand terkejud, namun sedetik kemudian rautnya digantikan dengan seringai.
"Menarik.."
"sungguh menarik, Elyon ben Asher.."
"baiklah Christian. Kamu bisa istirahat. Aku ada urusan sebentar."
"ok.."
Lalu Ferdinand menuju kearah sebuah ruangan hitam. Ia terdiam disana, mengamati sebuah jasad penyihir bawahannya yang tergeletak begitu saja. Tangannya buntung sebelah, sungguh menyedihkan bagi Ferdinand.
"Revival."
Kemudian jasad itu yang awalnya pucat pasi dengan tangan buntung kini telah kembali seperti semula. Kulitnya nampak segar dan tangan buntungnya tumbuh kembali. Tangannya bergerak, kelopak matanya membuka memperlihatkan iris merah menyala.
"Terimakasih Tuan Ferdinand."
Itulah yang pertama kali ia ucapkan saat bangun dari kematiannya.
"Sama-sama Gibran."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"AAHHHH!!!"
"Watcher!!!"
Watcher terbangun dari tidurnya. Keringat dingin bercucuran dari pelipis hingga membasahi kaos putih yang ia kenakan.
"Bentar gue ambilin minum!" DeLeon ngacir begitu saja mengambil teh hangat.
Setelah ia kembali, ia menyerahkan minuman itu pada Watcher. Ia melihat Watcher yang meminum teh tersebut. Tangannya bahkan bergetar memegang cangkir ringan yang berisikan teh.
"ada apa? Lo mimpi buruk?!"
Watcher menggeleng dengan kuat. Tubuhnya bergetar semakin hebat.
"Dia kembali.."
"Hah?! Siapa?!"
.
.
.
.
"Gibran mc Harvey.. orang yang mengambil mata gue."