Dalam perjalanan pulang, gadis itu memang sudah memantau gerak-gerik mencurigakan dari arah gang yang berada tak jauh dari tempat lesnya. Tempat itu sepertinya bukan jalan biasa. Bukan karena ada penunggunya. Hanya sekedar angin lewat bang.
Temannya yang bilang itu kemarin, jadinya ia melirik dari lantai atas. Niatnya sih hanya memantau tapi siapa sangka ia malah melihatnya. Ada anak yang tengah dirundung. Langsung saja mendidih kepalanya karena kesal. Begitu nampak ada yang mencurigakan artinya ia tak bisa hidup tenang sekarang.
Agar lebih jelas ia memilih tempat yang agak sepi untuk membereskannya. Kalau soal itu sih dia memang bisa tapi bagaimana mempertahanku .
Ia bosan berada di kemp. Sejak kapan nyawanya ada di tangan mereka. Tangan para pecundang itu.