Entah karena terpancing atau tidaknya terus-terusan melihat Mira yang terus frustasi seperti itu,
Erik kemudian membuka dasbornya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana sebuah kotak persegi empat berwarna biru dongker.
kemudian menyerahkannya kepada Mira, Mira yang sebenarnya agak kebingungan akhirnya pun menerima saja kotak persegi diberikan erik.
"Bukalah ketika kau di rumah nanti, sekarang kuantarkan kau pulang, segera mandi ya."
Mobil itu pun melaju, dan berhenti di salah satu rumah bercat putih. Ia turun dan membukakkan pintu, sementara Mira masih menampakkan wajah kebingungan, ia tak lagi menangis.
"Segeralah masuk." ucap Erik.
"Aku harus menunggumu pergi dulu," sahut Mira.
"Tidak perlu menungguku, masukklah."
Erik bukan tipe orang yang suka membangkang, biasanya ia akan menurut jika dibilang. dan mau mengalah. Tapi sekarang tampangnya sangat serius, pria itu bahkan tak berniat ingin mengalah pada Mira.
"Cepatlah masuk," kata Erik sekali lagi.
