"Dia kenapa ada di sini?"
Kaira melihatnya dari kejauhan, ia yakin sekali itu dia. Pria itu mengenakan setelan kemeja hitam polos tengah tersenyum ke arahnya.
Kaira melirik ke sekeliling, dia tidak mungkin sedang ke-gr-an, sebab jelas sekali pemuda itu tengah menatap ke arahnya.
Dalam kebingungannya, sang papa lalu memanggil Kaira, menyuruhnya untuk mengikutinya, seketika pikiran gadis itu menjadi buyar. Kaira menurut, ia mengekor di samping papanya.
Kaira tersenyum sambil menjabat tangan satu persatu dari orang-orang yang diperkenalkan papanya, walau tak terlalu mendengarkan siapa saja itu.
"Anakmu sudah besar ya, cantik lagi," kata salah satu rekan papanya memuji Kaira. Dalam hati Kaira menyahut, yakali dia kecil terus tanpa berkembang sama sekali.
Baru lima menit ia menjabat tangan orang-orang yang dikenalkan padanya sambil tersenyum, Ia sudah kelelahan, bahkan senyumannya jadi kaku sebab tak biasa senyum terlalu lama.
Sekali lagi ia menyesali keputusan nya untuk ikut.