Cintia kembali menatap Adiyaksa mengalihkan pandangannya ke arah Aurelie. Mencoba memastikan bahwa Adiyaksa tidak lagi membohonginya. Trpi yang dia dapat adalah senyum beserta anggukan dari Aurelie. Rasanya kemarahan Cintia yang sebelumnya dibohongi oleh Adiyaksa, hilang seketika. Bukan karena dia matrealistis lalu luluh karena sebuah berlian, tapi Cintia melihat dari sisi yang berbeda.
Cintia merasa sangat disanjung oleh Adiyaksa. Cintia bahkan merasa bahwa dia sedang menjadi ratu yang memang sudah seharusnya diberikan barang berharga.
"Makasih mas," ucapnya tulus sambil mengusap lengan Adiyaksa.
Adiyaksa meraih tangan Cintia lalu ia kecup singkat. "Sama-sama sayang."
"Sekarang kamu bisa liat gaunnya, bisa liat juga mana yang harus diperbaiki. Sudah boleh dicoba kan?" tanya Adiyaksa pada Aurelie.
Aurelie mengangguk. "Boleh, silakan. Biar saya minta pegawai yang lain bantu membuka lemarinya." Tak lama dari itu, datanglah satu orang pegawai yang akan membantu.