Cintia menganggukan kepalanya santai, mencoba untuk terus tersenyum meski jantungnya sudah berdebar sejak tadi. Tapi Cintia tidak boleh memperlihatkan bahwa ada sepercik rasa percaya di dalam dirinya. Cintia benar-benar mengatur raut mukanya untuk terlihat normal, hingga dia tidak sama sekali terlihat terkejut.
"Lalu kenapa masalahnya? Kalau memang aku dan mas Adi tetap menikah, lalu hal yang kamu ucapkan itu apa gunanya? Maksudku adalah apa hal buruk yang kamu ucapkan itu akan membuat kami gagal menikah? Saat aku memang tidak masalah dengan semua itu," jawab Cintia sambil menegakkan posisi berdirinya.
"Dengar ya Viona, lebih baik kamu menghentikan segala bualan kamu karena aku tidak akan terpengaruh dengan apa yang kamu ucapkan, tapi yang jelas, aku dan mas Adi sudah lebih banyak bercerita tentang kami berdua. Bahkan … Untuk hal yang tidak pernah kamu tahu sebelumnya." Cintia mendekatkan wajahnya ke arah Viona lalu mengatakannya dengan berbisik.
