Grace yang tersadar bahwa ucapannya didengar oleh sang papa pun akhirnya berdiri dengan kaku sambil menatap sang papa.
"Maafkan papa yang selalu menjadi papa yang gagal untuk kamu. Bahkan sejak awal papa bukanlah papa yang bisa kamu contoh. Papa adalah papa yang buruk untuk kamu," lirih Abiyakta sambil meneteskan air matanya.
Grace yang merasa semakin tidak tega, akhirnya menggenggam tangan sang papa dan membiarkan papa kandungnya itu mengatakan segala keluh kesahnya selama ini. Grace tahu dia salah karena tidak pernah menempatkan papa kandungnya sebagai prioritas utama, tapi itu semua juga bukanlah keinginan Grace, melainkan dampak dari rasa trauma yang disebabkan sang papa sendiri.
"Tolong bilang sama papa, bagaimana cara menjadi papa yang baik dan menjadi papa impian yang kamu sukai. Apalagi papa Gabriel pasti sudah berada di dalam prioritas utama dalam daftar orang yang kamu sayangi kan," ucap Abiyakta sambil terkekeh miris.