"Tidak!"
Seruan keras penuh penolakan itu berasal dari arah belakang mereka. Membuat Rachelia dan Xander secara bersamaan menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dan di sana, Regan sudah berdiri tidak jauh dari mereka, sudah mengenakan celana piyama, namun masih bertelanjang dada. Tangannya bersedekap di depan dada dan menatap Xander dengan sengit.
"Sebaiknya kau kembali ke kamarmu, Xander. Karena aku tidak akan mengizinkanmu tidur di sini!" lanjut Regan kembali dengan ujaran kasar. Tanpa menyadari bahwa yang tengah dihadapinya kali ini adalah bocah berumur tujuh tahun yang masih memiliki hati yang rapuh, bukannya pria dewasa sebayanya.
Rachelia sudah berkali-kali mengkode Regan agar tidak mengatakan kalimat kasar tersebut, terlebih lagi ia tahu bahwa saat ini keadaan Xander tidak baik-baik saja.
Dan benar saja, bersamaan dengan itu, Xander langsung menangis keras dengan air matanya yang berurai membasahi wajah kemerahannya.