"Tentu aja nggak bisa!"
Arsha, Tirani dan Tara langsung sama-sama menoleh ke satu sumber suara yang tiba-tiba saja sudah menginterupsi pembicaraan mereka. Bukan sekali atau dua kali, bahkan berkali-kali rasanya laki-laki—yang kini sudah berdiri di antara meja ketiga gadis itu, ini selalu datang secara tiba-tiba ketika mereka sedang membicarakan suatu hal yang serius.
Kehadirannya selalu tidak pernah terduga dan selalu mengagetkan.
Laki-laki itu tak lain dan tak bukan adalah Zidan, sang ketua kelas yang juga merangkap sebagai laki-laki yang dekat dengan Tirani saat ini.
"Zidan lagi, Zidan lagi, kalo kita lagi ngerumpi pasti bakal ada Zidan di mana-mana. Telinga lo ada sepuluh pasang, ya, Dan?" tanya Tara dengan sarat kata sindiran yang langsung membuat Zidan tertawa keras saat itu juga, tanpa merasa tersinggung sedikitpun.