Pukul dua tiga puluh Adam sudah bersiap-siap bersama Ridwan dan juga Fikry di sebuah gubuk kecil yang terletak tak jauh dari gedung tempat Malik di sekap. Mereka tengah mempersiapkan beberapa perlengkapan yang mungkin akan sangat mereka butuhkan didalam sana, mengingat gedung itu kini dijaga oleh sekelompok pria bertato dan bertubuh kekar, dan jangan lupakan senjata yang selalu mereka bawa kemana-mana membuat mereka sedikit ngeri melihatnya.
"Jadi sekarang rencana kita gimana?" Tanya Fikry sembari menatap serius pada Adam dan Ridwan yang duduk tepat berhadapan.
"Kita masuk dari sini," ucap Adam sembari tangannya menunjuk sebuah lorong pada kertas yang sudah berisi denah gedung tua itu.
"Disini preman-preman itu berjaga, dan kita masuk tepat di belakang mereka lalu langsung masuk kedalam ruang ini dimana Om Malik di sekap," tuturnya jelas.
Memang kemarin ia menugaskam Ridwan untuk mengingat-ingat detail jalur masuk dan keluar gedung tua itu lalu menggambarkan pada sebuah karton.