"Iya sayang, jadi bagaimana? Bukankah Bunda tidak berbohong dahulu saat Bunda mengatakan jika Pihu akan mendapatkan semua hal ysng ada. Termasuk rumah istana yang dahulu selalu masuk kedalam mimpi Pihu, iya kan?" Tutur Anjani gemas pada Pihu yang hanya tersenyum kagum dalam keindahan yang terpampang nyata di hadapan matanya kini.
"Semuanya silakan duduk, Nak Ratih Nak Adam ayo masuk lah dulu." Memencet sebuah tombol hitam dan memanggil seorang wanita paruh baya yang sudah hampir satu abad mengabdi pada keluarga mereka.
"Bi Ina," ucap Pihu dengan girang ketika melihat Bi Ina yang sudah menanti mereka dengan senyuman indah.
"Bibi kok sudah disini?" Tanya Pihu antusias sembari menghambur dalam pelukan Bi Ina yang dengan senyuman hangatnya memeluk gadis muda itu dengan erat.
"Iya harus Non, kan Bibi harus ngurus Non Pihu disini. Jadi Bibi harus sudah siap," jawabnya sembari terkekeh pelan memeluk erat gadis dengan jilbab peach favoritnya.